Untuk gas alam, secara garis besar pemanfaatannya dibagi atas 3 kelompok, yaitu: Pertama gas alam sebagai bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Uap, bahan bakar industri ringan, menengah dan berat, bahan bakar kendaraan bermotor (BBG/NGV), sebagai gas kota untuk kebutuhan rumah tangga hotel, restoran dan sebagainya.
Kedua, gas alam sebagai bahan baku, antara lain bahan baku pabrik pupuk, petrokimia, metanol, bahan baku plastik (LDPE = low density polyethylene, LLDPE = linear low density polyethylene, HDPE = high density polyethylen, PE= poly ethylene, PVC=poly vinyl chloride, C3 dan C4-nya untuk LPG, CO2-nya untuk soft drink, dry ice, pengawet makanan, hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan dan bahan pemadam api ringan.
Ketiga, gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor, yakni Liquefied Natural Gas (LNG). Teknologi mutakhir juga telah dapat memanfaatkan gas alam untuk air conditioner (AC=penyejuk udara), seperti yang digunakan di bandara Bangkok, Thailand dan beberapa bangunan gedung perguruan tinggi di Australia.
Kekayaan gas alam sangat melimpah di Indonesia. Tersebar hampir di semua pulau di Indonesia. Baik yang sudah ter-eksploitasi maupun yang belum. Semoga kita bisa memanfaatkannya dengan baik di hari esok
Batu Bara
Di Indonesia, endapan batu bara yang bernilai/mahal terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (meliputi Pulau Sumatera dan Kalimantan), pada umumnya endapan batu bara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batu bara berumur sekitar 20 juta tahun yang lalu menurut pengukuran waktu geologi.
Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut di iklim purba sekitar khatulistiwa. Beberapa di antaranya tegolong cembungan gambut yang terbentuk di atas muka air tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain, cembungan gambut ini terbentuk pada kondisi di mana mineral-mineral anorganik yang terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal.
Hal ini sangat umum dijumpai pada batu bara Miosen. Sebaliknya, endapan batu bara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan sulfur tinggi. Kedua umur endapan batu bara ini terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah timur Sumatera dan sebagian besar Kalimantan.
Kebutuhan industri akan batu bara diantaranya untuk PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), industri pleburan baja, industry semen & aluminium, pabrik kertas, farmasi, produksi pupuk pertanian, produksi zat perwarna, produksi bahan plastik dll. Banyak sekali sektor industri membutuhkan batu bara untuk melakukan pembakaran sebagai sumber daya produksi yang hemat dan bernilai ekonomis.
Timah & Tembaga