Mengenalmu bukanlah skenario terburuk. tidak ada yang salah dengan saling tertarik pada satu sama lain tanpa harus mengucapkan kata cinta.
Sejak pertama kali kita bertemu, kharismamu telah menohok lubuk hati yang memang sedang rapuh, hati pun berbicara apa adanya tentang rasa.
Aku sangat benci jika harus mengakui bahwa aku telah luluh dalam pesonamu, bukan benci Tampa alasan, terkadang ketakutan akan ditinggalkan membuatku menolak setiap rasa yang merasuki  lubuk hampa di dasar hati.
Pernah terpikirkan untuk mengabadikan hadirmu. Menutup atensi dari sosokmu yang membuat dada terlalu lebih cepat, aku telah banyak belajar dari kisah yang lalu terlalu sering menuruti hati tidak akan menuntutmu menuju pasti.
Tapi lagi-lagi logika tidak sejalan dengan perasaan. Pada akhirnya, aku jalani kisah kita dengan ragu yang masih menggantung.
Aku pernah menaruh perasaan begitu besar dengan mempertaruhkan semua rasaku pada sosokmu.
Memulihkan telinga dari desus desas-desus tentangmu, menutup mata dari kenyataan bahwa tidak ada lagi cinta di hatimu, membukam mulut dari rasa ingin tahu untuk menanyakan ini itu yang bisa saja menimbulkan konflik.
"Ternyata semua yang aku lakukan tidak  pernah cukup menahanmu lebih lama".
Aku tidak mengerti, sosok yang bagaimana yang bisa membuatmu tetap bertahan di sisa usia nanti ? Aku yang selalu ada, yang selalu mencintaimu Tampa banyak meminta dan menuntut segala saja tidak pernah bisa mengambil hatimu.
Bukankah cinta itu sederhana ? "Aku butuh kamu,kamu butuh aku" dan aku sadar, itu tidak pernah ada diantara kita selama ini.