Engkaulah Matahariqu~
Denotasi Digital -- Siapa mau hidup sehat di tengah kota Jakarta? Kota metropolitan serba canggih idaman kaum kelas menengah nusantara ini rupanya menyimpan berbagai permasalahan pelik kesehatan bagi warganya. Dari mulai udara kota yang bercampur polusi karbondioksida kendaraan bermotor (ada kurang lebih 18 juta kendaraan bermotor masuk Jakarta setiap harinya), interaksi dengan alam yang buruk (dikutip dari katadata.co.id, ruang terbuka hijau di Jakarta masih di bawah 10%.Â
Padahal menurut UU No.26 Tahun 2007 tentang penataan ruang jumlah RTH minimal adalah 30% dari luas wilayah kota), dan masalah kesehatan mental yang mendera penduduk Jakarta akibat pola gerak yang serba cepat, dinamis, dan penuh kompetisi (dikutip dari Kompas.com, ada sekitar 20% warga Jakarta menderita gangguan kejiwaan).
Kalau dibiarkan berlarut-larut, masalah kesehatan warga kota ini bisa berdampak pada membesarnya anggaran BPJS. Dikutip dari tirto.id, per September 2018 saja, hutang yang harus dibayar oleh BPJS mencapai Rp7,05 triliun. Amsyoong!
Nah sebetulnya masalah kesehatan ini tidak perlu menjadi pelik-pelik amat. Sebagai kaum milenial yang kreatif kita bisa memanfaatkan solusi pintar untuk merayakan kesehatan kita di tengah-tengah kota yang berpotensi membawa banyak penyakit ini. Dan solusi itu adalah, dengan mendaulat matahari sebagai simbol kesehatan jaman now!
Lalu kenapa matahari? Sinar matahari adalah sumber utama vitamin D yang dibutuhkan tubuh, lebih banyak dari makanan bergizi manapun! bukan cuma itu saja lho! Nah berikut kita kasih daftar alasan keren kenapa matahari adalah simbol kesehatan paling kekinian!
- Kesehatan Tulang
Buat kaum urban milenial, bekerja delapan jam di depan layar laptop atau komputer adalah hal biasa. Tapi sebetulnya ada gangguan kesehatan tulang yang bisa mengancam kamu kapan saja! Kondisi yang paling banyak menyerang bagian tulang belakang ini disebabkan oleh kurangnya gerak dalam waktu yang lama.Â
Nah karena itu, vitamin D dalam matahari mampu mengembalikan kesehatan tulangmu. Miliki tulang kawat layaknya Gatot Kaca dan beraksilah sepuasmu di atas lantai dansa setiap akhir pekan!
- Mencegah Diabetes
Penyakit gula atau diabetes sudah menyerang sekitar 9,1 juta orang! Pola gaya hidup kaum metropolis yang lebih senang bekerja di ruangan ber-AC, duduk di atas kursi empuk, lagi-lagi kurang bergerak adalah potensi terbesar terkena diabetes. Glukosa di dalam tubuh gagal dikonversi menjadi energi hingga mengakibatkan penumpukan.Â
Lalu datanglah sang mentari yang dengan cahayanya membantu kamu untuk menghasilkan insulin yang berguna buat melawan diabetes. Terima kasih cahaya matahari!
- Mengurangi Obesitas
Minim gerakan adalah kebiasaan khas ibukota. Tubuh kita seolah dibiasakan oleh berbagai kemudahan teknologi yang membantu kerja sehari-hari. Padahal, tubuh yang minim melakukan aktivitas fisik bisa menjadi sasaran empuk kegemukan a.k.a obesitas.Â