"Saya tak mengenal wajah ibu saya, namun saya jalani semua itu dengan tabah, dan itu mungkin yang membentuk mental untuk senantiasa tabah, bekerja keras, jujur dan amanah" ujar Hadi.
Hadi menuturkan, ada keinginan kuat untuk bisa mandiri dan lepas dari belenggu kemiskinan dan kuncinya adalah dengan pendidikan. Sehingga, saat ada tawaran kerja meski harus meninggalkan kampung halaman hal itu tak menjadi soal.
"Ada saudara yang menawari kerja untuk mengurus rumah tangga, karena ada kesempatan sekolah saya ambil kesempatan tersebut meski harus bekerja layaknya asisten rumah tangga" tegasnya.
Hadi menuturkan, menginjak Kota Bandung saat usianya 10 tahun. Tekadnya sudah bulat untuk bisa bersekolah dan setelah lulus langsung bekerja dan hidup mandiri.
"Sebelum berangkat sekolah pekerjaan rutinnya adalah menyapu, ngepel lantai dan beres -- beres rumah. Pulang sekolah, istrihat sebentar lalu setrika baju dan kembali beres -- beres rumah" ujarnya.
Baru pada malam menjelang tidur menyempatkan diri untuk mengulang pelajaran sekolah. Hal tersebut tegasnya, tak membuatnya malu bahkan semakin terpacu untuk segera menyelesaikan sekolah dengan baik.
"Hasilnya, mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga Menengah Atas bisa dilalui dengan lancar dan hasilnya memuaskan" ujar Hadi.
Usai dari bangku sekolah, ada dua pilihan antara melanjutkan sekolah ke jenjang universitas atau bekerja.
Meski pada saat itu ada kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke Universitas, namun tekadnya adalah segera bekerja dan hidup mandiri tak mau menjadi beban hidup siapapun.
"Saat itu, saya sempat ikut ujian masuk di Unpad, meski sebenarnya bisa mengerjakan soal yang ada, tapi saya isi asal asalan biar tak lulus. Karena memang setelah SMA ingin langsung bekerja" tegasnya.
Meniti Karir di Bulog