Mohon tunggu...
denny suryadharma
denny suryadharma Mohon Tunggu... Freelancer - penjelajah rasa, merangkum dalam kata bermakna untuk dikabarkan pada dunia

lahir di bandung, suka dengan dunia kuliner, traveling dan menulis lepas.

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Menggali Serpihan Sejarang Perjuangan Sunda di Situs Bandung Zoo

22 Januari 2022   15:40 Diperbarui: 22 Januari 2022   15:49 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cucu pendiri Kebun Binatang Bandun Ema Bratakoesoema, yaitu Bisma dan Ragil Bratakoesoemation. (dokumentasi Pribadi)

Kebun Binatang Bandung atau Zoological Garden (Bandung Zoo) keberadaanya bagai oase ditengah hingar bingar pembangunan pesat kota Bandung.
Meski terus menyusut, ragam pepohonan berumur ratusan tahun menjadi saksi perjalanan panjang tempat wisata legendaris itu.

Keberadaan Bandung Zoo, tak bisa lepas dari tokoh sunda Raden Ema Bratakusuma atau biasa dipanggil Gan Ema (12 Agustus 1901 -- 1 Agustus 1984).

Sejarah mencatat sosok Ema bukan orang sembarangan, karena selain sebagai salah seorang tokoh Sunda, Ema juga dikenal sebagai tokoh pejuang pergerakan nasional dari Jawa Barat.

Pemikiran Ema akan pentingnya pelestarian lingkungan hidup serta visi yang begitu panjang untuk kepentingan paru-paru kota Bandung salah satunya dituangkan dengan membuat Kebun Binatang Bandung.

Melalui Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) atau yang lebih dikenal sebagai Kebun Binatang Bandung, Ema membuat sarana hiburan rakyat yang terjangkau.

Disamping turut serta dalam pelestarian hewan-hewan dan tumbuhan langka. YMT sesungguhnya juga adalah 'situs sejarah perjuangan orang Sunda' yang tidak terekspos, karena YMT adalah juga sebagai sarana untuk mengumpulkan para pejuang Sunda.

Kebun Binatang Bandung Harus Tetap Ada

Harapan itu mengemuka dalam acara acara Haul 38 Tahun Pendiri Kebun Binatang Bandung Ema Bratakoesoema di Kebun Binatang Bandung yang dihadiri oleh sejumlah tokoh sunda.

Salah seorang tokoh masyatakat sunda, Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah atau masyarakat mengenalnya sebagai Acil Bimbo mengatakan Sebagai tempat wisata yang legendaris, keberadaannya ini harus tetap terjaga.

Pendiri Kebun Binatang Bandung ini, yaitu Ema Bratakoesoema pastinya menginginkan keberadaannya dapat terus terjaga, terus eksis dan bisa sebagai sarana edukasi dan wisata setiap warga yang datang.

"Titip ulah nepika lepas ka batur (jangan sampai lepas ke tangan orang lain)," harap Acil.

Sebagai salah satu tokoh masyarakat Sunda, Acil Bimbo juga berpesan kepada ahli waris Kebun Binatang Bandung, yang juga cucu Ema Bratakoesoema, yaitu Bisma dan Ragil Bratakoesoema, bahwa Kebun Binatang Bandung ini sarat dengan sejarah perjalanan Kota Bandung.

Cucu pendiri Kebun Binatang Bandun Ema Bratakoesoema, yaitu Bisma dan Ragil Bratakoesoemation. (dokumentasi Pribadi)
Cucu pendiri Kebun Binatang Bandun Ema Bratakoesoema, yaitu Bisma dan Ragil Bratakoesoemation. (dokumentasi Pribadi)
Sementara itu, Bisma Bratakoesoema mengatakan, bahwa dirinya dan keluarga sangat siap untuk menjaga Kebun Binatang Bandung agar tetap eksis

"Dengan kolaborasi dan sinergi tentunya saya siap menjalankan amanah dari para sesepuh, para tokoh Sunda untuk menjaga Kebun Binatang Bandung ini," tutur Bisma.

Harapan itu menjadi harapan semua masyarakat akan keberadaan Kebun Binatang Bandung ini. Karena Bandung nu heurin ku tangtung saat ini, akan terasa lega saat memasuki kawasan Kebun Binatang Bandung. Untuk melepas penat dengan menghirup udara serta menginjak tanah bandung tempo dulu melalui pohon, udara dan air yang mengalir di dalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun