Mohon tunggu...
denny suryadharma
denny suryadharma Mohon Tunggu... Freelancer - penjelajah rasa, merangkum dalam kata bermakna untuk dikabarkan pada dunia

lahir di bandung, suka dengan dunia kuliner, traveling dan menulis lepas.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kopi Kalkun, Cerita, dan Silaturahmi

26 Agustus 2018   21:32 Diperbarui: 26 Agustus 2018   22:06 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Barangkali Tuhan menciptakan kopi supaya kita bisa berteman" Cuitan kalimat dari kedai kopi kalkun di bilangan jalan margacinta kota Bandung itu, mungkin ada benarnya juga. Secangkir kopi (kopi giling tentunya) bisa membawa suasana berbeda, menjadi lebih cair dan seolah seolah bertemu dengan kawan lama (meski baru beberapa kali bertemu hehehe).

Nah cerita kebiasaan minum kopi ini juga, menjadi awal perbincangan dengan seorang pria dengan perawakan tinggi besar, suaranya berat dan pandangan mata tajam, saat berjabat tangan pun genggaman tangannya juga kuat. namun, gambaran fisik ternyata tidak selalu berbanding lurus, apalagi setelah berbincang sambil tentunya ditemani secangkir kopi, pria ini menjadi sangat ramah dan berbagi akhirnya berbagi cerita bersama dengan sejumlah rekan sejawatnya dari jajaran perum bulog divre jabar.

"saat berdinas di aceh, selepas jam kerja seperti kebiasaan masyarakat aceh saya juga sering ngobrol santei di kedai kopi, dan selalu ramai. Jadi ada potensi bisnis disana" ungkap Achmad Mamun membuka pembicaraan di siang hari ini.

Kebiasaan minum kopi ini juga akhirnya di bawa ke bandung, dia mengaku kenapa tidak jika biji kopi yang ada di tatar parahiangan diolah dan disajikan di sejumlah kedai kedai kopi sehingga memiliki nilai tambah disamping biji kopi dari tanah pasundan khususnya wilayah garut juga memiliki kualitas yang bagus bahkan sudah diakui dunia.

Pria yang juga menjabat sebagai kepala Bulog Divre Jabar ini juga berpendapat, kenapa tidak di Rumah Ketahanan Pangan (RPK) Bulog yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah, juga ada kedai kopinya. Jadi masyarakat sambil berbelanja kebutuhan pokok bisa sambil menikmati secangkir kopi dan bersilaturahmi menambah saudara.

Kopi Sunda Hejo

dokpri
dokpri
Perbinjangan pun terus melebar dengan topik kopi ini. perbincangan pun makin hangat setelah kepala humas bulog divre jabar Hadi, dan mantan kasubdivre bulog kota bandung nanar sunarya ikut bergabung. Alhasil perbincangan kopi khususnya di kedai kopi kalkun ini semakit hangat hingga tidak terasa bergelas gelas kopi tandas.

Biji kopi yang tersedia di kopi kalkun ini ada dua jenis yaitu robusta dan arabika, sedangkan nama dari kopi kalkun ini tidak ada hubungannya dengan ayam kalkun. Tapi pengembangan dari Kopi Sunda Hejo yaitu salah satu kopi asal sunda yang saat ini ditanam oleh paguyuban tani di wilayah kabupaten garut dan pangalengan.

Menurut kang nanar, kopi sunda hejo ini berasal dari jenis biji kopi arabika dengan rasa sedikit manis. Sedangkan kandungan kafeein nya lebih rendah dari biji kopi lainnya. dalam pengolahannya kopi sunda hejo ini diolah dengan cara setelah pemetikan dilakukan fermentasi dalam waktu 1 malam setelah itu hasil fermentasi dikeringkan dalam rumah bambu hingga menjadi biji kopi sunda hejo ini disebut sebut sebagai kebangkitan dari kopi priangan yang sebelumnya ada pada masa kolonial.

Untuk rasanya, tidak kalah dengan biji kopi yang ditanam dan diproduksi diwilayah aceh maupun Sumatra. Sehingga tidak menutup kemungkinan biji kopi dari tatar parahiangan ini dikemudian hari akan mendunia seperti kopi gayo, mandailing, ataupun toraja.

Pa Achmad maupun kang nanar memiliki kemiripan saat menikmati secangkir kopi yaitu tanpa gula. Namun bagi penikmat kopi pemula bisa juga ditambah dengan sedikit gula merah untuk memancing rasa manis dari secangkir kopi yang dihidangkan.

Tanpa terasa sudah hampir 2 jam kami berbincang, dan kang nanar juga menawarkan kami untuk mengunjungi sentra kopi hejo di kampung rancasalak kadungora kabupaten Garut. Wiih sebuah tawaran yang menarik karena disana juga katanya ada homestay dan edukasi tentang kopi. Nah, jadi benarkan bukan hanya sekedar isapan jempol belaka dengan secangkir kopi bisa menjadi sebuah cerita dan selain itu juga ada silaturahmi yang membawa rezeki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun