Sebagai penikmat kuliner dan pemanja lidah, saya sih tidak keberatan (kalo diundang) untuk mencicipi kreasi aneka makanan dengan bahan dasar singkong ini lagi. dan semoga diundang lagi hehehe. Karena ditangan mereka inilah banyak bahan makanan yang selama ini tidak dilirik bisa menjadi sesuatu dan tentunya juga mempunya nilai ekonomis tinggi saat di sajikan dan dikemas secara manarik.
Singkong Ternyata Bukan Tanaman Asli Indonesia
Meski  mudah ditemui di hampir seluruh wilayah Indonesia, namun dari literatur yang ada ternyata singkong ini masuk ke Indonesia (hindia belanda) dibawa oleh orang portugis pada abad ke-16 dari Brazil. (saya kira tanaman asli indonesia hehehe). Sedangkan singkong masuk ke pulau jawa diperkirakan pada tahun 1852 di salah satu kabupaten di jawa timur. (Sejarah Statistik Ekonomi Indonesia; Pieter Creutzberg dan J.T.M Van Laanen).
Namun menurut H.J Van Swieten, dalam buku De Zoeta Cassave (1875) diungkapkan hingga sekitar tahun 1875 konsumsi singkong di Jawa masih rendah, baru pada permulaan abad ke 20 konsumsinya meningkat pesat, pembudidayaanya juga meluas, terlebih rakyat dimasa itu diminta memperluas tanaman singkong mereka.
Tidak terasa, lima biji perkedel ukurang sedang tandas sudah, (sampe lupa untuk di dokumentasikan) begitupun dengan sepiring singkong goreng. Hingga akhirnya akupun harus pamit undur diri karena senja sudah menjelang, tapi pastinya untuk kembali lagi memenuhi undangan makan siang dari ibu ibu kelurahan dengan menu nasi merah, buntil daun singkong, jengkol, asin jambal roti dan tidak ketinggalan sambel terasi dan tentunya kreasi resep kueh dari tepung singkong sebagai menu penutup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H