Mohon tunggu...
denny suryadharma
denny suryadharma Mohon Tunggu... Freelancer - penjelajah rasa, merangkum dalam kata bermakna untuk dikabarkan pada dunia

lahir di bandung, suka dengan dunia kuliner, traveling dan menulis lepas.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Perkedel Sampeu nan Eksotik

1 Agustus 2018   19:21 Diperbarui: 1 Agustus 2018   19:30 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singkong (manihot utilissima) atau sampeu dalam bahasa sunda, merupakan salah satu sumber penghasil karbohidrat (terkandung dalam umbinya). Sedangkan daunnya sering dimanfaatkan untuk dibuat buntil dengan isian ikan teri dan kelapa parut, selain itu bagi masyarakat di tatar pasundan, daun singkong ini juga sering dibuat lalapan (dikukus terlebih dahulu) sebagai teman dari nasi merah, ikan peda bakar, atau ikan asin jambal roti plus sambel terasi.

Sebagai tanaman perdu (pohon yang memiliki ketinggian dibawah 6 Meter), tanaman ini hampir bisa ditemukan dimana saja dan menjadi salah satu sumber karbohidrat makanan selain beras , jagung ataupun kentang. Dari informasi yang dihimpun singkong mengandung 34,00 gram karbohirdat, 121 kal, kalori. Selain itu juga mengandung kalsium (33 miligram), vitamin C (30,00 miligram), vitamin B 1 (0,01 miligram) dan lemak 0,30 gram.Sedangkan dalam daunnya mengandung vitamin C sebanyak 275 miligram, kalsium 165 miligram dan protein 6.8 gram.

Sebagai Pengganti Kentang

(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
Sebagai penggemar perkedel, selama ini yang ada dalam bayangan untuk bahan perkedel umumnya adalah kentang. Tapi ternyata singkong juga bisa dibuat sebagai perkedel. Awalnya tidak percaya karena selama ini singkong hanya dibuat buat singkong goreng, ataupun diolah menjadi comro, misro ataupun getuk. Lah ini dibuat perkedel. (emang bisa hehehe)

Untuk membuktikannya, sengaja mendatangi wilayah kelurahan campaka kecamatan Andir. Konon katanya disana ada ibu ibu penggiat kelurahan yang piawai dalam mengolah panganan dari bahan dasar singkong ini. setelah berbasa basi sejenak, ditemani secangkir kopi hangat (tanpa gula) sepiring singkong goreng menjadi suguhan pertama.

Selang beberapa waktu perkedel hangat pun dihidangkan, secara kasat mata bentuknya tidak berbeda pada perkedel pada umumnya. Saat dicicipi pun rasanya tidak berbeda dengan perkedel dengan dasar kentang.

"mangga kang di coba perkedelnya" ungkap bu erni sang juru masak yang juga aktif sebagai penggiat di kelurahan kelurahan itu. "bagaimana rasanya, enak?" ujarnya dengan ramah. Spontan aku menjawab "enak, ini perkedela kentang?" tanyaku. "oh bukan ini perkedel singkong" Ujarnya lagi.

Walah, ternyata bukan isapan jempol kalau singkong ini bisa dijadikan perkedel juga hehehe. Menurut bu erni selain dijadikan perkedel, singkong inipun bisa diolah menjadi tepung untuk menggantikan tepung gandum sehingga cocok untuk penderita alergi gluten.

Selain itu juga tepungnya juga bisa digunakan untuk membuat kue tidak hanya kue basah tradisional tapi juga dibuat menjadi cake dengan toping aneka rasa seperti keju, strobery atau sesuai dengan selera.

"kebetulan singkong yang dimasak kali ini hasil dari kebun sendiri di daerah Kabupaten garut, bukan beli dari pasar. Insya Allah ke depan kita buat kreasi makanan dengan bahan dasar singkong" terang ibu yang juga pelestari tari jaipong ini.

Menurutnya, setelah di kukus singkong dihaluskan dan dicampur dengan sejumlah bumbu pelengkap seperti merica, garam dan sejumlah rempah lainnya. untuk isiannya sendiri bisa bervariasi sesuai dengan selera kebetulan saat itu yang disuguhkan menggunakan campuran daging kambing yang sudah diolah menjadi kornet. Rasanya enak dan dedeuieun apalagi di cocol dengan sambal dan dimakan hangat hangat di tengah udara kota Bandung yang dingin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun