Mohon tunggu...
denny suryadharma
denny suryadharma Mohon Tunggu... Freelancer - penjelajah rasa, merangkum dalam kata bermakna untuk dikabarkan pada dunia

lahir di bandung, suka dengan dunia kuliner, traveling dan menulis lepas.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menanti Kicauan Jalak Kebo di Langit Bandung

18 November 2017   23:19 Diperbarui: 19 November 2017   00:29 1299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejumlah pertanyaan terus menari menari dalam benak ini, salah satunya adalah kehawatiran upaya pelepasliaran burung jalak kebo oleh KBB dan Pemkot Bandung ini ternodai oleh tangan tangan pemburu burung liar.

Menjawab hal itu, Tony pun menjelaskan bahwa burung yang dilepaskan tersebut di pasang semacam ring untuk menghindari penangkapan liar.

"ring ini untuk merekam kalau ada yang ambil, kami bisa scan, siapa yang ambil. Sehingga dengan cara ini, kebun binatang bisa terus memonitor burung jalak kebo setelah di lepasliarkan.

Tony menambahkan, ke depan akan memaksimalkan peran zoo educator untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. seperti mensosialisasikan jenis burung apa yang diperbolehkan untuk dijual maupun yang tidak boleh dijual.

Disadari atau tidak, keberadaan burung liar di indonesia sepertinya sudah semakin langka, habitat mereka terdesak olah aktivitas keseharian kita. Jika mengutip pernyataan dari Tony tidak ada salahnya untuk dilakukan,

"Burung berkicau yang ada di alam kan sudah langka, jadi mari kita jangan terus ambil dari alam. Tapi kita tangkar, dan kembalikan ke alam" pungkasnya menutup perbincangan.

Semoga tidak hanya langit di Kota Bandung yang kembali riuh rendah akan cuitan burung berkicau di langit bebas, tapi juga di langit kota yang ada di Indonesia sehingga habibat burung di Indonesia kembali sehat serta tidak lagi masuk dalam kategori masuk daftar merah International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources. Semoga......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun