Mohon tunggu...
Denny Subagio
Denny Subagio Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Akuntansi UPN Veteran Jakarta

Seorang yang suka dunia aviasi, otomotif, dan game.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengapa Pesawat Komersial Supersonik Gagal?

10 September 2022   00:38 Diperbarui: 10 September 2022   00:47 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
USAF, Public domain, via Wikimedia Commons

Sayap "Delta Wing" sendiri merupakan jenis sayap yang berbentuk segitiga pada sebuah pesawat. Sayap jenis ini memiliki karakteristik yang sangat aerodinamis dan efisien di kecepatan supersonik, namun dengan bayaran performa yang kurang baik di kecepatan rendah. Seperti saat pesawat akan landing, ataupun beberapa saat setelah take-off karena pesawat sedang berada pada ketinggian rendah dan kecepatan yang rendah. 

Jenis sayap ini mengharuskan pesawat-pesawat dengan tipe sayap ini untuk landing dengan kecepatan yang relatif tinggi, mengurangi kesempatan pilot untuk melakukan manuver apabila terjadi hal yang tidak diinginkan.

Untuk mengatasi masalah ini, Concorde menggunakan tipe sayap "Ogival Delta Wing" yang meminimalisir kesulitan manuver sebuah pesawat Delta Wing. Bentuk Ogival memberikan tambahan daya angkat dari pergerakan angin yang keluar dari ujung-ujung sayap. Berbeda dengan Tu-144, Tupolev memilih untuk menggunakan sayap Delta Wing asli sehingga karakteristik kecepatan rendah pesawat itu kurang baik. 

Untuk memperbaiki hal tersebut, Tupolev memasang sayap kecil di bagian depan pesawatnya yang berguna untuk membantu manuver di kecepatan rendah. Dengan tawaran harga yang lebih murah, Boeing 2707-pun akhirnya berganti menggunakan sayap Delta Wing.

Mesin "Afterburner"

Urusan permesinan, ketiganya cukup mirip. Menggunakan mesin afterburner, yaitu system pembakaran ulang setelah udara melewati turbin di dalam mesin jet. 

Sistem permesinan ini menghasilkan mesin yang sangat kuat namun dengan konsumsi bahan bakar yang sangat boros dan suara yang sangat berisik. Concorde sendiri memiliki kemampuan untuk terbang supersonik tanpa menggunakan afterburner, biasa disebut "supercruise".

Berbeda dengan Tupolev yang diharuskan untuk menyalakan afterburner-nya untuk terbang supersonic karena aerodinamika bodinya yang tidak sebagus Concorde. Hal ini mengakibatkan Tupolev memiliki range yang rendah dan suara kabin yang cukup mengganggu. 

Sampai dikabarkan untuk berbicara dengan penumpang di sebelah, Anda harus menulis di kertas, karena teriak-pun tidak terdengar. Bagaimana dengan Boeing 2707? Karena tidak jadi terbang sehingga kita tidak tahu jarak tempuh sebenarnya.

            Kenapa gagal?

Kegagalan Boeing 2707 karena masalah suara sonic-boom, suara yang dihasilkan ketika pesawat menembus kecepatan suara, permasalahan yang terus-menerus menerpa Tu-144 karena proses pembuatannya yang sangat ditekankan untuk selesai dengan cepat, seperti suara dan jarak tempuh, dan kecelakaan Concorde pada tahun 2003 yang menewaskan seluruh penumpang, memaksa penerbangan komersial supersonik untuk berhenti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun