Mohon tunggu...
Fransiskus Xaverius
Fransiskus Xaverius Mohon Tunggu... -

I see the whole world from my extraordinary perspective

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rasa dan Asa

30 Desember 2012   19:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:46 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kemanakah kaki melangkah

Ketika hati ini mulai goyah

Pernahkah engkau merasa

Derita ini mengguncang asa

Sekilas aku orang kuat

Sesungguhnya hati ini tak terawat

Raga ini memang hiperaktif

Namun hati ini sensitif

Kita pernah saling mencinta

Namun hanyalah berujung derita

Kita berfantasi tentang cerita

Pada akhirnya kita temukan realita

Tapi realita bukan selalu fakta

Fakta bukan selalu hati berkata

Realita tidak sesuai dengan hati

Hati begini tak mau mengerti

Luka ini tak pernah dirasa

Karena benar menggoyahkan asa

Aku melihat warnamu

Berbeda dengan fisikmu

Kau adalah A di dalam B

Kau juga B di dalam C

Pada akhirnya hanyalah menyesal

Yang kulimpahkan dalam bentuk klausal

Aku melihat sesuatu

Yang hanya dapat terjawab waktu

Bukan kapasitas manusia

Melainkan pergantian usia

Di sini aku terluka

Tapi aku menikmati di dalam luka

Aku yang harus marah kepadamu

Aku menyalahkan diriku

Aku harusnya melupakan

Pada akhirnya aku terlupakan

Aku sewajarnya pergi

Sebaliknya aku unjuk gigi

Ketahuilah dari sana

Aku tak akan kemana

Kemana hidup menjadi susah

Engkau tahu kemana harus melangkah

Jika harus ditanya

Aku akan jawab dengan tanya

Kenapa aku begini

Kenapa kau membuatku seperti ini

Kau mengajari mencintai sepenuh hati

Sayangnya, kau lupa mengajarkan untuk berhenti

Semua sudah terjadi, kau pergi seperti ini

Aku akan ada menunggumu disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun