Mohon tunggu...
Denny Setiawan
Denny Setiawan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Walikota Ini Kucurkan Dana Hampir Rp 2 Miliar per Kelurahan

11 Maret 2016   17:01 Diperbarui: 11 Maret 2016   20:20 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang anda bayangkan jika diminta membayangkan sebuah kota besar? Kalau boleh saya tebak anda akan membayangkan gedung tinggi, mall dimana-mana, dan macet. Sebenarnya tidak masalah jika anda membayangkan ketiga kata tersebut karena hampir di setiap kota besar di seluruh dunia kita bisa menjumpai apa yang anda bayangkan tadi. New York, London, dan Jakarta adalah sebagian contoh kecil kota besar yang di dalamnya terdapat gedung pencakar langit, padatnya kendaraan yang menimbulkan macet, dan area perbelanjaan mewah.

[caption caption="sumber foto : Facebook Danny Pomanto"][/caption]Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah kota besar harus memiliki dan identik dengan ketiga hal di atas? Jika sebagian diantara anda menjawab “Ya”, maka jawaban “tidak” tegas dikatakan oleh Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto. Menurutnya sebuah kota besar bertaraf dunia tidak harus memiliki gedung-gedung tinggi sebagai tolak ukurnya.

Hal itu dikatakan pria yang akrab disapa Danny Pomanto ini dalam agenda Musyararah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Makassar. Menurutnya sebuah kota besar berkelas internasional adalah dimana masyarakat kota tersebut mendapatkan pelayanan publik yang baik dan bisa mengakses kebutuhan sehari-hari dalam radius 2 Km dari tempat bermukim. Danny yang merupakan seorang arsitek ini akan menggunakan sistem compact city atau pola menyebar dalam membangun Kota Makassar.

Saya pun melihat ide dan gagasan Danny cukup beralasan dimana pelayanan publik tidak hanya terfokus pada satu daerah saja namun harus menyebar dan menjangkau setiap warga, seperti rumah sakit, pasar, dan lain sebagainya. Hal ini yang terkadang dilupakan para pimpinan daerah lain, sehingga banyak masyarakat yang harus berjalan jauh untuk mendapatkan kebutuhannya sehari-hari.

Komitmen Danny dalam pola pembangunan compact city ini dibuktikan dengan anggaran hampir Rp 2 miliar per kelurahan. Dengan dana ini, Danny berharap target pembangunan Kota Makassar tercapai yang terfokus pada infrastruktur, transportasi, dan penghijauan dengan melakukan penataan pedistrian, dan pembenahan sistem persampahan.

Danny yang mengutamakan kenyamanan masyarakat juga dibuktikan dengan konsistennya program Lorong Garden yang menjadi kebanggaan Kota Makassar. Lorong Garden adalah program yang diinisiasi langsung oleh Danny Pomanto yang menginstruksikan warganya agar menanam pohon di depan rumah dan di sepanjang jalan pemukiman. Pemdangan hijau yang rindang berkat banyaknya pohon yang ditanam membuat warga nyaman jika berada di luar rumah.

Salut untuk pak Danny yang mengutamakan kenyamanan warganya beraktivitas dibanding membangun gedung-gedung mewah yang nantinya malah mengurangi area pemukiman warga seperti yang terjadi di kota besar lain di Indonesia.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun