Mohon tunggu...
Denny S. Batubara
Denny S. Batubara Mohon Tunggu... Penulis - Orang Biasa

Menulislah dengan laptop, jangan dengan hati karena hati gak bisa dipakai menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Peluang Digital Indonesia Luar Biasa! 81 Miliar Dolar AS

26 Agustus 2016   00:08 Diperbarui: 26 Agustus 2016   00:56 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan Foto: (Ki-Ka) Tai Le - Director Temasek ; Nadiem Makarim - CEO dan Founder GO-JEK Indonesia; Tony Keusgen - Managing Director Google Indonesia; Dannis Muhammad, CMO Traveloka.com ; Hadi Wenas - CEO MatahariMall.com.

Entah mimpi apa semalam jika hari ini saya bisa bertatap muka dan mendengar pemaparan dari para pelaku usaha digital Indonesia. Undangan dari Google Indonesia membuat keinginan saya selama ini untuk bertatap muka dengan mereka kesampaian. Bertempat di Hotel Fairmont, saya bisa bertemu dengan Tony Keusgen (Managing Director Google Indonesia), Nadiem Makarim (CEO dan Founder Go-Jek Indonesia), Hadi Wenas (CEO MatahariMall.com), Dannis Muhammad (CMO Traveloka.com) dan Tai Le (Director Temasek).

Kesempatan langka bertemu para pelaku usaha digital ini terlaksana berkat Google Indonesia yang hari ini bersama Temasek, menerbitkan riset bersama yang melihat peluang di Asia Tenggara dari enam negara yang bertemakan “e-conomy SEA: Unlocking the $200 billion opportunity in Southeast Asia.”

Riset menyoroti Indonesia sebagai salah satu populasi pengguna Internet yang pesat berkembang di dunia: Berkembang sebesar 19% per tahun dan diproyeksikan mencapai 215 juta sebelum 2020 dari 92 juta di tahun 2015. Dan momentum menarik ini adalah kabar baik bagi bisnis lokal: dengan pasar online Indonesia siap meledak dalam 10 tahun, mencapai $81 miliar sebelum 2025. Dari total tersebut ecommerce akan sebesar 57%, atau $46 miliar. Semua aktivitas ini menunjukkan Indonesia siap menjadi destinasi tertinggi di wilayah ini bagi venture capital yang mencari perkembangan di ekonomi digital baru.

Catatan lain dalam riset termasuk:

1) Peluang ecommerce: Indonesia diperkirakan mencapai 52% dari ecommerce di Asia Tenggara menjelang 2025 (vs 31% di tahun 2015), didorong oleh populasi kelas menengah yang besar, peningkatan akses ke internet, dan pertumbuhan tier 2/3 kota, di mana akses ke retail terbatas. Besar pasar diperkirakan tumbuh 39% per tahun dari $1,7 miliar di 2015 menjadi $46 miliar di 2025

2) Peluang industri travel online: Indonesia diperkirakan menjadi pasar terbesar untuk hotel dan penerbangan di Asia Tenggara menjelang tahun 2025 (vs 26% di 2015). Besar pasar diperkirakan berkembang 17% per tahun dari $5 miliar di 2015 menjadi $24,5 miliar di 2025

3) Peluang industri jasa transportasi  online (online rides): Indonesia diperkirakan menjadi pasar terbesar disebabkan jumlah populasi, yang mencapai 43% pasar Asia Tenggara menjelang 2025. Besar pasar diperkirakan berkembang menjadi 22% per tahun dari $800 juta di 2015 menjadi $5,6 miliar di 2025

4) Negara paling aktif setelah Singapura untuk kegiatan Venture Capital dalam hal jumlah transaksi: Sekitar 8% dari semua transaksi yang menerima funding Series A+, serupa dengan di Singapura yang sebesar 29%

Keterangan Foto: (Ki-Ka): Nadiem Makarim - CEO dan Founder GO-JEK Indonesia; Tony Keusgen - Managing Director Google Indonesia; Hadi Wenas - CEO MatahariMall.com.
Keterangan Foto: (Ki-Ka): Nadiem Makarim - CEO dan Founder GO-JEK Indonesia; Tony Keusgen - Managing Director Google Indonesia; Hadi Wenas - CEO MatahariMall.com.
Dengan adanya semua potensi ini tidak mengherankan jika belanja iklan digital yang dikeluarkan diproyeksikan berkembang: dari $300 juta (atau 10% dari belanja total media) mencapai $2,7 miliar — jumlah terbesar di Asia Tenggara — atau 40% dari belanja total media. Riset ini menyoroti Indonesia juga merupakan tempat yang menarik memulai startup: Indonesia sudah menjadi tuan rumah terbesar dengan 2.033 startup (lebih besar dari Singapura dengan jumlah 1.850) dari 7.000 startup di Asia Tenggara.

Apa yang dibutuhkan Indonesia agar dapat meraih peluang tersebut Riset menunjukkan bahwa sementara peluang menarik bagi Indonesia, negeri ini butuh menangani sejumlah tantangan kunci termasuk logistik dan konektivitas, rumitnya pembayaran, kesiapan pasar; penipuan dan cybersecurity. Kebutuhan paling utama adalah investasi - dan kabar baiknya adalah dalam riset menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara paling aktif setelah Singapura dalam kegiatan Venture Capital dalam hal jumlah transaksi. 

Tony Keusgen, Managing Director dari Google Indonesia, memprediksikan Indonesia akan menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. “Pertumbuhan di Indonesia saat ini akan secara dramatis mengubah keadaan ekonomi 10 tahun ke depan,” katanya. “Peluangnya sangat besar — $81 miliar — dan saya yakin bahwa tantangan yang ada akan dapat diatasi, seperti yang dapat dilihat saat ini dengan adanya sejumlah perusahaan lokal yang berhasil melebarkan usahanya di wilayah ini. Di Google kami bertekad membantu bisnis Indonesia — dari pemain nasional ecommerce terbesar hingga ke toko lokal terkecil — mencapai pelanggan baru dan mendunia.”

Keterangan Foto: (Ki-Ka) Tai Le - Director Temasek ; Nadiem Makarim - CEO dan Founder GO-JEK Indonesia; Tony Keusgen - Managing Director Google Indonesia; Dannis Muhammad, CMO Traveloka.com ; Hadi Wenas - CEO MatahariMall.com.
Keterangan Foto: (Ki-Ka) Tai Le - Director Temasek ; Nadiem Makarim - CEO dan Founder GO-JEK Indonesia; Tony Keusgen - Managing Director Google Indonesia; Dannis Muhammad, CMO Traveloka.com ; Hadi Wenas - CEO MatahariMall.com.
Dannis Muhammad dari Traveloka mengatakan saat ini mereka sudah melakukan pengembangan ke negara-negara Asia Tenggara. Perbedaan budaya dalam bertransaksi dan berbelanja tentu menjadi salah satu hal yang sering dihadapi.

Sementara Hadi Wenas dari MatahariMall.com menyatakan pihaknya sudah membuktikan bahwa Indonesia adalah pasar yang sangat besar. Pada penjualan selama dan sesudah lebaran, percaya tidak percaya, pembelian terbesar online mereka bukan dari Jakarta atau kota besar lainnya. Pembeoian terbesar justru datang dari kota Magelang dan Batu. Luar Biasa.

Nadiem Makarim dari Go-Jek sejak awal sudah sangat paham tentang pasar di Indonesia yang sangat besar, khususnya pasar transportasi. Saat ini Go-jek terus melakukan iniovasi dan pengembangan yang tujuannya adalah memberikan kemudahan pada pemakai. "Lihat saja, setiap 3 bulan pasti ada yang baru di Go-jek." ungkapnya.

Sambil berjalan pulang meninggalkan acara itu, saya terus berpikir startup apa yang akan saya buat segera?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun