Pada laga melawan Chelsea di Piala FA juga menjadi catatan buruk untuk Adrian. Melawan tim bau kencur, Liverpool kala itu kalah dua gol tanpa balas. Pada menit ke-13, Adrian gagal mengantisipasi tendangan dari Willian yang seharusnya bisa ditangkap. Liverpool pun gagal untuk mempertahankan peluang mendapatkan Piala FA dan Liga Champions di musim lalu, walaupun menjadi juara Premier League.
Untung saja, Adrian hanyalah pelapis di Liverpool. Jika tidak, Adrian akan menemani Kepa Arrizabalaga sebagai kiper yang terkenal hobi blunder bagi klubnya.
Tiga Gol "Jatuh Dari Langit" Untuk Aston Villa
Dewi Fortuna seakan sudah bosan membuat Liverpool menang. Sebagai gantinya, keberuntungan tersebut dirubah menjadi malapetaka dengan 3 gol  defleksi, ditambah blunder Adrian. Gol-gol keberuntungan tersebutlah yang mampu membuat skor laga tersebut menjadi horor.
Gol defleksi pertama lahir dari tendangan jarak jauh John McGinn pada menit 35 yang membentur kaki Virgil van Dijk sehingga tidak bisa diantisipasi oleh Adrian. Hal tersebut terulang kembali di menit 55 oleh Ross Barkley.
Trent Alexander Arnold yang mencoba menghalangi tendangan barkley malah membuat bolanya melambung ke sisi kiri dan terjadi gol. Dewi Fortuna seakan tidak mau berhenti membuat keajaiban untuk Aston Villa. Di menit 66, Grealish mencatatkan namanya di papan skor setelah tendangannya dibelokkan dengan sempurna oleh Fabinho.Â
Memang tidak adil menyalahkan Dewi Fortuna saja. Tapi memang benar, pertahanan Liverpool memanglah buruk kali ini. Hal ini juga secara jujur diungkapkan oleh menejer Liverpool sendiri, Jurgen Klopp. Jurgen Klopp mengatakan bahwa hal tersebut merupakan resiko dari permainan menyerang yang ditunjukkan oleh Liverpool.
Dengan pressing tinggi, Liverpool sudah selayaknya mampu untuk mengantisipasi serangan balik yang diberikan lawan. Pada hari ini, Liverpool gagal mengantisipasi serangan balik tersebut. Gary Lineker sendiri sampai bilang pertahanan liverpool seperti anak sekolah berumur dibawah 10 tahun di twitternya.
Walaupun masih awal musim, ini adalah awal yang buruk bagi Liverpool. Jika ingin mempertahankan gelar, Liverpool perlu mencuri poin dari tim-tim papan bawah. Jika tidak, laga-laga sulit melawan big six harus ekstra kerja keras karena perlu mendapatkan poin di laga sulit.
Semoga saja ini menjadi horor pertama dan terakhir Liverpool di musim ini. Atau, mungkin Liverpool ingin membuat kompasioner menuliskan cerita horornya lagi? Saya tidak segan untuk menulisnya, kok!
Sumber Pendukung: