Mohon tunggu...
Denny Rizkinata
Denny Rizkinata Mohon Tunggu... Wiraswasta - Prodi: Magister Bioteknologi - Universitas Katolik AtmaJaya - Wiraswasta

Seorang mahasiswa dengan memiliki peminatan dibidang sains dan peternakan Program Studi : Magister Bioteknologi Universitas: Universitas Katolik Atma Jaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Berbekal Ilmu "ini" Peningkatan Produktivitas Sapi Kian Meningkat!

9 November 2022   09:09 Diperbarui: 11 November 2022   21:19 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Skema budidaya larva black soldier sebagai suplemen pakan ternak sapi. (Sumber: Kumar et al, 2017). Keterangan: 1. Traditional livestock Farming; 2. Black Soldier fly farming; 3. Harvest and Processing

            Secara garis besar, skema dari budidaya larva lalat black soldier dapat dijelaskan pada Gambar 1.

Gambar 1. Skema budidaya larva black soldier sebagai suplemen pakan ternak sapi. (Sumber: Kumar et al, 2017). Keterangan: 1. Traditional livestock Farming; 2. Black Soldier fly farming; 3. Harvest and Processing
Gambar 1. Skema budidaya larva black soldier sebagai suplemen pakan ternak sapi. (Sumber: Kumar et al, 2017). Keterangan: 1. Traditional livestock Farming; 2. Black Soldier fly farming; 3. Harvest and Processing

Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa budidaya larva black soldier melibatkan serangkaian proses yang dapat dipersingkat kedalam 3 tahapan yaitu

1. Pengelolaan Hewan Ternak (Traditional Livestock farming)

Pada tahap ini, proses dilakukan dengan mengelola hewan ternak seperti pada umumnya untuk memperoleh kotoran sapi (manure) sebagai media lalat untuk bertelur. Kotoran sapi dapat dimasukkan kedalam wadah pembiakan dan wadah bisa diletakkan disekitar area kandang sapi untuk lebih mempermudah menarik perhatian lalat dengan sendirinya.  

2. Budidaya Lalat (Black Soldier Fly Farming)

Dalam siklus hidupnya, lalat black soldier mampu menghasilkan sekitar 500 hingga 900 telur dengan rentang masa inkubasi 4 hingga 21 hari tergantung kondisi kelembapan, pH, dan temperatur. Dibawah kondisi yang sesuai, larva akan segera menetas dan dapat segera mengkonsumsi senyawa organik pada kotoran sapi atau limbah organik lainnya seperti sayur dan buah selama 3 minggu lamanya agar mencapai ukuran yang optimal (27mm x 6mm) dengan berat sekitar 220mg.

3. Proses Panen dan Suplementasi (Harvest and Processing)

Larva yang telah memasuki ukuran optimal dapat langsung dimanfaatkan sebagai suplemen pakan baik dalam keadaan hidup maupun diolah kedalam feed mixer menjadi bahan baku pellet. Disisi lain, kotoran sapi dan hasil eksresi larva (frass) pada wadah bekas tempat biakan dapat diaplikasikan menjadi pupuk alami bagi tanaman disekitar peternakan.

        Didalam penelitian, larva black soldier memiliki profil nutrisi yang hampir setara dengan pakan hewani umum seperti fishmeal. Selain sebagai penyedia energi, larva black soldier diketahui memiliki asam lemak (PUFA), vitamin, dan asam amino seperti lisin, threonine, dan methionine yang selain mudah untuk dicerna, juga tidak terlalu banyak ditemukan secara alami pada tanaman. Disisi lain, suplementasi pakan ternak menggunakan larva black soldier juga ikut dalam mempengaruhi kualitas mikrobiota yang ada didalam sistem pencernaan sapi. Bakteri probiotik yang terkandung pada larva seperti Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium longum nantinya dapat berkolonisasi didalam tubuh sapi dalam memaksimalkan penyerapan nutrisi, sintesis vitamin, dan meningkatkan sistem imun. Hal ini tentunya didasari dari sifat bakteri probiotik itu sendiri yang akan melakukan proses kompetisi dengan bakteri lain yang berpotensi dalam menyebabkan suatu penyakit.

b. Pengembangan Genetika (Genetic Improvement)

       Didalam bidang bioteknologi, metode rekayasa genetika yang dapat dilakukan untuk menciptakan sapi unggulan cenderung bervariasi. Dibalik banyaknya metode yang diaplikasikan, teknologi CRISPR (Clustered Regularly Interspaced Sequence Palindromic Repeat) menjadi salah satu opsi yang baik dalam melakukan rekayasa genetika. CRISPR sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan alami pada bakteri dalam mengatasi invasi virus dengan cara mengikat bagian yang komplemen dan melakukan fragmentasi (pemotongan) material genetik asing agar tidak dapat berfungsi. Prinsip teknologi CRISPR dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Mekanisme CRISPR dalam mengenali dan menghambat kerja material asing (Sumber: Arora, 2017)
Gambar 2. Mekanisme CRISPR dalam mengenali dan menghambat kerja material asing (Sumber: Arora, 2017)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun