Mohon tunggu...
Denny Reza K
Denny Reza K Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Teknik Pertambangan ITB l dennyrezakamarullah.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lagi-lagi Didikte Freeport

10 Februari 2016   10:19 Diperbarui: 10 Februari 2016   10:32 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Miris. Itu satu kata yang bisa saya gambarkan bagaimana rasanya membaca berita “Freeport kembali boleh ekspor tanpa harus memberikan uang jaminan sebesar $530Juta”. Bagaimana mungkin pemerintah bisa dengan mudahnya mengubah aturan yang sudah dibuatnya, plin plan!

Sejak pertengahan 2014 Freeport mendapatkan Surat Persetujuan Ekspor (SPE) 6 bulanan, untuk periode sekarang, ijin ekspor habis pada 28 Januari lalu, SPE diberikan sebagai ‘barter’ karena Freeport berencana membangun pabrik pengolahan dan pemurniaan (smelter) tembaga, SPE akan diberikan dengan melihat progress perkembangan pembangunan pabrik smelter per 6 bulan sekali. Untuk periode 28 Juli 2015-28 Januari 2016 ini hasil kajian Tim Teknis menyatakan progress yang ada tidak memenuhi target, sehingga Tim Teknis menyatakan ijin ekspor tidak boleh diberikan!

Menindaklanjuti kajian Tim Teknis, harusnya langkah pemerintah adalah tidak memberikan ijin ekspor, namun sayang, kemudian pemerintah melalui Press Conference menyatakn Freeport bisa kembali ekspor dengan 2 syarat :

1.      Harus tetap membayar bea keluar sebesar 5%

2.      Harus memberikan uang jaminan sebesar $530Juta

Syarat pertama mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan, syarat kedua mengacu pada biaya yang harusnya sudah dikeluarkan Freeport dalam progress pembangunan pabrik smelter.

Freeport beberapa hari sama sekali tidak menanggapi apa yang disampaikan pemerintah, secara informal mereka menyampaikan keberatan dengan uang jaminan sebesar $530Juta tersebut.

Dirjen Minerba tidak surut dan dengan tegas ia mengatakan

”Syarat jaminan uang itu sudah sesuai dengan prinsip negosiasi progres pembangunan smelter dan selisihnya harus dibayar. Tidak bisa ditawar” tegas Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot (Sindo Online 23 Januari)

Di media lain Ia tegas mengatakan.

"Kalau mereka (Freeport) nggak mau setor, ya kita nggak perpanjang," ujarnya mengancam (viva.co.id 27 Januari)

Namun, ketegasan itu seolah angin lalu, pemanis di bibir saja, Freeport secara formal menyampaikan kepada Direktorat Jendral Minerba ESDM bahwa mereka keberatan dengan pembayaran uang jaminan sebesar $530Juta. Dan sorenya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII Dirjen Minerba menyampaikan

Freeport diberi izin ekspor hari ini, karena Freeport menyanggupi membayar bea keluar 5 persen,” Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Bambang Gatot Aryono dalam rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII di Gedung DPR (katadata).

Lucu yaa, lagi-lagi pemerintah didikte Freeport, sebuah preseden buruk. Menyedihkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun