Mohon tunggu...
denny prabawa
denny prabawa Mohon Tunggu... Editor di Balai Pustaka -

penulis, penyunting, penata letak, perancang sampul, pedagang, pensiunan pendaki, dan masih banyak lagi sederet identitas yang bisa dilekatkan kepadanya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seperti Merayakan Rahim yang Meledak

22 Desember 2015   13:17 Diperbarui: 22 Desember 2015   13:18 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="ilustrasi (http://img05.deviantart.net/6e74/i/2010/310/a/6/egg_island_by_djajakarta-d327518.jpg)"][/caption]Perutku meledak seperti ada kehidupan
Yang diamdiam menghuni perut buncitku
Semua yang kutelan dikeluarkan
Seperti perut bumi memuntahkan api
Tiga bulan aku menjadi gunung berapi
Sampai perut buncitku semakin gunung
Kehidupan dalam perutku menendangnendang
Minta dimuntahkan dari lubang yang lain
Tapi aku tak punya lubang kehidupan itu
Jadi, aku cuma bisa membayangkan
Saat kaurayakan hari ini seperti merayakan
Rahim meledak dan vagina berdarah
Apakah kau bisa merasakan perihnya?

Bunga, 22/12/15

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun