[caption caption="termos misterius di pagar rumah (dok. pribadi)"][/caption]Pagi hari, saya hendak mengantar Tebing Cakrawala, anak saya, sekolah. Saat hendak membuka pagar, saya melihat sesuatu di pagar: sebuah termos air warna merah menggantung di pagar rumah. Saya teringat peritiwa beberapa bulan yang telah lampau. Sebuah termos air dengan model yang lain tergantung di pagar itu juga.
Saya mengambil termos itu, lalu meletakkannya di teras rumah. Barangkali, istri saya meminjamnya dari ibu saya yang tinggal satu kompleks dengan saya. Namun, istri saya menggantungkan kembali termos itu di pagar.Â
"Punya orang, Yah," kata istri saya. "Sepertinya tadi pagi ada yang menggantungkan di sana, entah siapa."
Akhirnya, kami membiarkan termos itu menggantung di pagar dengan berbagai pertanyaan yang tumbuh dalam kepala. Siapa pemilik termos itu? Kenapa digantung di pagar rumah saya? Ke mana pemiliknya?Â
Siang hari, saya menghentikan motor di depan rumah saya. Termos itu masih menggantung di pagar. Tetangga yang tinggal di sebelah rumah keluar. Ia menghampiri kami.
"Belum tahu soal termos ini ya?" tanyanya sambil mengambil termos yang menggantung di pagar rumah.
Saya menjawab pertanyaannya dengan gelengan.
"Isikan saja air panas," sarannya, "dua sacet kopi, dan roti. Nanti malam, gantung saja lagi di pagar."
Setelah saya mengucapkan terima kasi, tetangga kami itu meninggalkan rumah kami.
Selepas Isya, istri saya memasak air panas lalu menuangkan ke dalam termos misterius itu. Saya pergi ke warung di belakang rumah saya untuk membeli kopi dan roti.
"Biasanya, berapa kopi dan roti yang kita sediakan bersama termos berisi air panas itu, Pak?" tanya saya kepada pemilik warung.