Mohon tunggu...
denny prabawa
denny prabawa Mohon Tunggu... Editor di Balai Pustaka -

penulis, penyunting, penata letak, perancang sampul, pedagang, pensiunan pendaki, dan masih banyak lagi sederet identitas yang bisa dilekatkan kepadanya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dusta di Balik Kata

1 Oktober 2015   11:50 Diperbarui: 1 Oktober 2015   11:50 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk apa Denny JA mengklaim bukunya sebagai “Genre Baru Sastra Indonesia” yang segera menyejajarkan dirinya dengan pembaharu, seperti Amir Hamzah, Chairil Anwar, Sutardji Calzoem Bachri, atau Afrizal Malna, kalau pada akhirnya dia mengatakan dirinya belum pantas dimasukan dalam 33 Tokoh Sastra Paling Berpengaruh?

Buku 33 Tokoh Sastra Paling Berpengaru disusun oleh Tim 8 yang beranggotakan Jamal D. Rahman, Agus R. Sarjono, Ahmad Gaus, Acep Zamzam Noor, Berthold Damshäuser, Joni Ariadinata, Nenden Lilis, dan Maman S. Mahayana. Bisa dikatakan, buku tersebut hasil kerja keras mereka. Namun, ketika muncul petisi menolak buku tersebut karena ada nama Denny JA yang dianggap belum pantas dinobatkan setinggi itu, tidak satu pun anggota Tim 8 yang berusaha membela hasil kerja mereka. Reaksi justru muncul dari Denny JA.

Jika benar yang dikatakan Denny JA bahwa ia tak hendak dan belum merasa pantas dimasukkan dalam buku itu, bukankah perkataannya itu sejalan dengan pendapat orang-orang yang menolak keberadaannya dalam buku itu karena memandangnya belum pantas?

Perkataan Denny JA tidak merepresentasikan realitas sesungguhnya. Oleh karena itu, perkataannya dapat diklasifikasikan sebagai tanda dusta, yakni tanda yang tidak simetris dengan realitas. Tanda A yang merepresentasikan realitas B. Perkataanya “Saya tak hendak” bermakna “Saya hendak”. Alasannya, “Belum merasa pantas” bermakna “Sudah merasa pantas”. Demikianlah pembacaan saya atas perkataan Denny JA dalam tulisannya yang ia publikasikan di situs inspirasi.co.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun