Mohon tunggu...
Denny Yan Fauzi Nasution
Denny Yan Fauzi Nasution Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar

Yang selalu berusaha bisa bersyukur atas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kreatif Dahulu, Sukses Kemudian

30 Juni 2024   10:50 Diperbarui: 30 Juni 2024   10:54 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Think Different." Pengguna produk-produk Apple tentu tak asing dengan tagline itu. "Think Different" menjadi pembeda Apple dengan produk-produk lain sejenis.

Filosofi "Think Different" adalah ruh yang mengobarkan semangat fanatisme Apple yang sulit ditiru pesaing. Produk Apple yang mengombinasikan cool design, user-friendliness (ramah pengguna), dan great technology menjadikan Apple memiliki posisi istimewa di hati setiap konsumennya. Filosofi itu juga menjadikan Apple memiliki identitas unik dengan nilai-nilai: young, fun, hyper-creative, cool, different, dan rebel (pemberontak). Tak heran jika sejak mulanya hingga kini Apple begitu diloyali, dicintai, dan difanatiki konsumennya.

Steve Jobs, sang pendiri Apple yang memang cool itu, menggunakan pendekatan kreativitas dan bakat artistik seluruh timnya untuk setiap proyek Apple. Steve meyakinkan timnya bahwa setiap orang berada dalam gelombang yang sama dan bergerak menuju arah yang sama pula. Pada awal pendirian Apple, Steve berhasil mengumpulkan orang-orang yang berani untuk berbeda, untuk menjadi tidak konvensional, untuk melampaui batas, dan untuk bergelut dengan ide-ide kreatif.

Menjadi kreatif, itulah soalnya. Kreatif adalah kata kerja bagi ide. Scott Belsky, penulis buku Making Ideas Happen, mengatakan, "siapa pun dia, termasuk pengusaha, mesti memiliki ide. Setelah itu harus mengembangkan kemampuan untuk mewujudkan ide-ide."

Apa yang dinyatakan Belsky tidak lepas dari realitas dunia kita kini yang terus berubah. Uncertainty, ketidakpastian di dalam dunia yang terus berubah adalah satu tantangan berat yang harus dihadapi di masa depan. Uncertainty tidak semenakutkan yang dibayangkan ketika setiap orang, setiap organisasi atau perusahaan mampu mengalirkan energi kreatif untuk menangkap peluang atau bahkan menciptakan peluang (opportunity).

Kreativitas adalah keniscayaan. Kreativitas di bidang apa pun menjadi andalan untuk mengembangkan diri, organisasi atau perusahaan. Kreativitas dan pikiran-pikiran kreatif mengarahkan jalan ke arah perubahan, kemajuan, dan kesuksesan. Tanpa kreativitas, kita akan jauh tertinggal. 

Tidak hanya tertinggal, tapi punah. Seperti dikatakan Jack Foster dalam Be Creative With Your Ideas (edisi Indonesia: Baca, Tertawa, Menang!), "pertempuran kita kini adalah pertempuran dalam kreativitas, pertempuran dunia ide. Tanpa kreativitas, tanpa ide baru setiap detik, menit, jam, hari -- singkatnya, setiap saat, Anda bisa memastikan kalau Anda akan jauh tertinggal!"

Dunia berubah, perilaku manusia berubah, dan bisnis pun berubah. Itu artinya, culture dan way of working juga harus berubah. Steve Jobs bersama Apple telah membuktikan bagaimana creative culture telah menjadi bagian budaya perusahaan yang mampu menciptakan nilai (creating value) bagi para pelanggannya.

Dalam konteks bisnis di Indonesia, agaknya tidak banyak pengusaha yang menerapkan creative culture sebagai budaya perusahaan. Dari yang sedikit itu, JNE bisa disebut salah satunya.

PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau biasa dikenal sebagai JNE merupakan salah satu perusahaan ekspedisi barang terbesar di Indonesia, dan sampai hari ini JNE berhasil terus maju dan berkembang menjadi salah satu bisnis ekspedisi kesayangan para pelanggan. Itu terbukti dari luasnya jaringan dan jangkauan area distribusinya yang mencakup lebih dari 83.000 kota, termasuk kabupaten, desa, dan pulau terluar, dengan gerai penjualan lebih dari 8.000 titik di seluruh Indonesia.

Bagaimana JNE bisa eksis? Salah satu key word-nya adalah creativity. Kreativitas merupakan dimensi yang menentukan keunggulan kinerja. SDM kreatif menghasilkan ide-ide baru (inovasi), menghadirkan solusi, dan keunggulan kompetitif.

Salah satu ide kreatif JNE adalah kolaborasi dengan Tab Space, sebuah supported studio berbasis di Bandung, memproduksi karya-karya seniman-seniman muda berbakat penyandang disabilitas.

sumber gambar: @tab__space
sumber gambar: @tab__space

Empat graphic artist disabilitas, yakni Angkasa Nasrullah Amir (autism, 24 tahun), Nauval Rizky Mohammad (ADHD dan autism, 23 tahun), Adryan Adinugraha (ADHD dan Borderline Intelectual Function, 26 tahun), serta Achmad Ilham Sadikin (epilepsi, 24 tahun) menyampaikan pesan kebahagiaan sesuai misi JNE dengan tagline "Connecting Happiness" melalui karya-karya ilustrasi para seniman disabilitas tersebut.

Ilustrasi cover banner pada website JNE adalah salah satu hasil kerja kreatif mereka. Karya ilustrasi lainnya berupa armada, aktivitas kurir dan pelanggan juga diaplikasikan pada aset branding JNE, seperti office tools, billboard, hingga merchandise.

Ide kolaboratif ini mesti dilihat sebagai upaya JNE menjaga semangat kreativitas. Menjaga semangat kreativitas ini tentu tak lepas pula dari keinginan untuk terus maju dan berkembang, untuk jadi pemenang. Seperti kata Jack Foster, "siapa pemilik idenya, dialah pemenangnya!"

Kita tahu, bisnis ekspedisi terus bertumbuhan di Indonesia, berskala kecil maupun besar. Namun, sebagian tak mampu bertahan dan bertumbangan. Dan JNE, di antara yang tumbuh dan jatuh itu, mampu bertahan lebih dari 33 tahun dengan lebih dari 50.000 karyawan di seluruh Indonesia. Pertanyaannya kemudian adalah, bisakah JNE terus bertahan dan menjadi pemenang?

Yuk, bisa, yuk! Gasss terus semangat kreativitasnya.***

Referensi: 

Abubakar, Rusydi, dkk. 2023. Manajemen Inovasi dan Kreativitas. Depok: Rajawali Pers

Belsky, Scott. 2016. Making Ideas Happen. Jakarta: Noura Books

Elliot, Jay, dan William L Simon. 2011. Steve Jobs: Stay Hungry, Stay Foolish. Jakarta: UFUK PRESS

Foster, Jack. 2005. Baca, Lawan, Menang! Yogyakarta: BACA!

Sunarsihanto, Pambudi. 2022. Berubah atau Punah: Bertransformasi di Tengah Disrupsi. Jakarta: Penerbit Buku Kompas

Triwikromo, Triyanto. 2018. Tatang Teh Tong Tji. Jakarta: GPU

Youtube, JNE ID. 2023. "Kisah Perjalanan Kolaborasi JNE Bersama Tab Space Menciptakan Karya Seni yang Sangat Menarik."

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun