Mohon tunggu...
Denny Kurnia Octavian
Denny Kurnia Octavian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Pemula

Penulis Pemula

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasus Perundungan Siswa di Sekolah

27 Desember 2021   12:44 Diperbarui: 27 Desember 2021   13:12 2296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang tua korban yang melapor kepada pihak sekolah justru seakan -- akan laporannya tersebut diabaikan karena dipandang adanya perbedaan kasta sosial. 

Berdasarkan sumber fakta yang didapatkan, kedua belah pihak antara pelaku dan korban telah berdamai. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jepara, Agus Tri Harjono menjelaskan bahwa kejadian viral terkait perundungan tersebut hanyalah salah paham saja.

Melihat kasus perundungan terhadap siswa di salah satu SD yang berada di daerah Jepara, Jawa Tengah. Tindakan tersebut tidak bisa dikatakan hanya salah paham saja, melainkan benar adanya. 

Mengapa demikian ? Karena, orang tua pelaku yang mengetahui tindakan tersebut bukannya memberi edukasi atau pelajaran, malah mendukung tindakan yang dilakukan oleh anaknya itu. Sebagai seorang muslim, tentu saja kita mengetahui bahwa Islam telah melarang adanya perundungan atau Bullying tersebut. 

Sebagaimana yang kita ketahui dalam Surat Al-Hujurat ayat 11 yang berbunyi, "Yā ayyuhallażīna āmanụ lā yaskhar qaumum ming qaumin 'asā ay yakụnụ khairam min-hum wa lā nisā`um min nisā`in 'asā ay yakunna khairam min-hunn, wa lā talmizū anfusakum wa lā tanābazụ bil-alqāb, bi`sa lismul-fusụqu ba'dal-īmān, wa mal lam yatub fa ulā`ika humuẓ-ẓālimụn" yang berarti, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim".

Begitu pula dengan Surat Al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi, "Yā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa ja'alnākum syu'ụbaw wa qabā`ila lita'ārafụ, inna akramakum 'indallāhi atqākum, innallāha 'alīmun khabīr" yang berarti, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal".

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun