Namun, argumen bahwa Angkatan Puisi Esai adalah hasil rekayasa tidak sepenuhnya meniadakan nilainya.
Banyak inovasi dalam sejarah sastra lahir dari desain terencana, termasuk manifesto para penyair modernis atau gerakan sastra avant-garde.
Keberhasilan Angkatan Puisi Esai melibatkan lebih dari sekadar promosi; ia membuktikan relevansinya dengan melahirkan ratusan karya, menciptakan perdebatan luas, dan diterima lintas negara, dari Malaysia hingga Singapura.
Keberlanjutan genre ini selama lebih dari satu dekade membuktikan bahwa substansinya mampu melampaui kritik.
Mengenai estetika puitis, puisi selalu berevolusi. Kritik terhadap Puisi Esai mengingatkan pada penolakan terhadap puisi bebas ketika pertama kali diperkenalkan. Catatan kaki dalam Puisi Esai tidak merusak puitisasi, melainkan menawarkan perspektif baru dengan menggabungkan fakta dan imajinasi.
Inovasi ini memungkinkan sastra menjadi lebih inklusif, menjangkau pembaca dari berbagai latar belakang dan menciptakan ruang baru untuk dialog sosial.
Kini Komunitas Puisi Esai memiliki dua festival tahunan. Pertama, Festival Puisi Esai ASEAN yang pada tahun 2024 sudah berlangsung tiga kali. Kedua, Festival Puisi Esai Jakarta, yang sudah berlangsung dua kali.
Terminologi "Puisi Esai" juga sudah menjadi kata baru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sejak tahun 2020. Komunitas Puisi Esai mulai meluas tak hanya di Indonesia, dari Aceh sampai Papua, dan ASEAN, kini juga sampai ke Kairo, Mesir.
Tak hanya berhenti di generasi Baby Boomers dan milenial, kini 181 penulis Gen Z juga menulis Puisi Esai.
Komunitas puisi esai ini juga sudah melahirkan hampir 200 buku, yang mengeksplorasi  aneka TRUE STORIES isu sosial. Kini  komunitas puisi esai dilembagakan dengan dukungan dana abadi.
-000-