Isu kemiskinan di Indonesia merupakan isu yang yang sangat kompleks dan tidak pernah selesai selama ini yang mana hal tersebut dapat menjadi hambatan serta tantangan bagi Indonesia dalam mencapai pembangunan berkelanjutan atau yang lebih kita kenal dengan SDGs (Sustainable Development Goals). Tercatat pada Maret 2023, Angka Kemiskinan di Indonesia pada data Badan Pusat Statistik (BPS) ada di angka 9,37% atau setara dengan sekitar 26,4 juta orang. Sedangkan pada Maret 2024, Angka Kemiskinan di Indonesia pada data Badan Pusat Statistik (BPS) ada di angka 9,02% atau setara dengan 25,22 juta orang. Angka tersebut menunjukkan penurunan kemiskinan di Indonesia dimana hal ini merupakan suatu tren yang bagus dalam isu atau masalah kemiskinan. Namun di lain sisi, isu kemiskinan ini tidak pernah terselesaikan dan menjadi isu yang sangat penting untuk diatasi.
Mengapa Isu Kemiskinan Penting?
Isu kemiskinan ini menjadi isu yang sangat penting dalam pembahasan ekonomi, politik, dan sosial tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Isi Kemiskinan ini bukan hanya masalah kekurangan dana atau aset saja, tetapi juga tentang bagaimana individu dan komunitas kehilangan akses ke kebutuhan hidup dasar. Karena dampaknya yang luas, baik pada tingkat individu maupun masyarakat secara keseluruhan, isu kemiskinan ini harus segera dibahas dan diatasi.
Dalam sisi ekonomi, produksi tenaga kerja dan potensi pertumbuhan ekonomi suatu negara dipengaruhi juga oleh kemiskinan. Ketika sebagian besar penduduk masyarakat hidup dalam kemiskinan maka akan menjadikan daya beli mereka rendah, yang dikarenakan mereka memiliki jumlah uang yang sangat terbatas untuk digunakan pada kegiatan sehari-hari. Karena pelanggan atau konsumen tidak dapat membeli barang atau jasa yang ditawarkan, bisnis akan menjadi sulit berkembang. Selain itu, pemerintah juga harus mengalokasikan anggaran besar untuk bantuan sosial dan layanan kesehatan bagi individu atau kelompok masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. Ini dapat menyebabkan anggaran negara membengkak dan mengurangi investasi dalam program pembangunan seperti infrastruktur. Kemiskinan juga dapat menyebabkan kurangnya investasi dalam pengembangan sumber daya manusia dimana dalam konteks global, negara dengan tingkat kemiskinan tinggi sering kesulitan bersaing di pasar internasional.
Kemiskinan juga memengaruhi stabilitas sosial dan politik. Ketika perbedaan antara orang kaya dan miskin meningkat, ketegangan sosial menjadi meningkat, yang akan sering menyebabkan protes, kerusuhan, atau bahkan konflik yang lebih besar. Orang atau masyarakat mungkin akan mengambil tindakan ekstrim untuk menunjukkan ketidakpuasan mereka ketika mereka merasa suaranya tidak didengar dan kebutuhan pokok mereka diabaikan. Selain itu, masyarakat miskin sering menjadi korban diskriminasi, eksploitasi, dan pelanggaran hak asasi manusia. Akibatnya, mengatasi kemiskinan tidak hanya merupakan masalah moral tetapi juga merupakan langkah penting untuk menjaga stabilitas sosial dan politik di suatu negara.
Dalam aspek sosial, isu kemiskinan ini juga sangat penting untuk diatasi. Kemiskinan yang berkelanjutan dapat meningkatkan angka kriminalitas di suatu negara, hal tersebut dapat disebabkan oleh seseorang yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya dan terpaksa untuk melakukan kejahatan untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Kesejahteraan individu dan kelompok masyarakat juga dipengaruhi secara langsung oleh isu kemiskinan. Bayangkan saja apabila seorang anak yang tumbuh di lingkungan miskin, dengan sedikit atau kurangnya makanan yang sehat, tempat tinggal yang layak, dan layanan medis yang memadai maka malnutrisi dapat terjadi dan akan menghambat pertumbuhan fisik dan mental anak-anak ini.
Apa Dampak terhadap Pembangunan Berkelanjutan?
Isu Kemiskinan menjadi salah satu masalah terbesar yang menghalangi pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang merupakan program global dengan tujuan untuk menciptakan dunia yang adil, inkulsif dan berkelanjutan. Meskipun SDG 1 berfokus pada pengentasan dan penghapusaan kemiskinan, Tetapi dampak dari masalah atau fenomena kemiskinan itu sendiri mencakup hampir semua aspek pembangunan yang terkandung dalam 17 tujuan SDG lainnya.
Akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan tempat tinggal dipengaruhi secara langsung oleh kemiskinan. Ketika kelompok atau golongan masyarakat yang miskin tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini, konsekuensi ini akan mengarah pada pembentukan aspek lainnya. Misalnya, kemiskinan adalah faktor utama yang menyebabkan kurangnya akses terhadap makanan bergizi, yang seringkali menyebabkan terjadinya malnutrisi. Misalnya dalam tujuan SDG 2 yaitu mengakhiri kelaparan, kemiskinan merupakan faktor utama yang menyebabkan kurangnya akses terhadap pangan bergizi, yang seringkali menyebabkan malnutrisi. Hal ini dapat menyebabkan anak-anak yang berasal dari keluarga miskin, terutama di negara berkembang, mengalami pertumbuham yang terhambat dan nantinya dapat memengaruhi kesehatan fisik dan produktivitas mereka di masa depan.
Di aspek kesehatan, yang merupakan fokus dari SDG 3, kemiskinan ini juga meningkatkan risiko dan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit menular. Orang atau golongan dengan taraf hidup rendah (miskin) sering kali tinggal di tempat yang tidak layak dihuni dan tidak memiliki akses terhadap layanan medis yang memadai. Akibatnya, mereka masih rentan terhadap penyakit seperti tuberkolosis, diare, dan malaria. Keterbatasan akses kesehatan ini berdampak pada produktivitas ekonomi dan kualitas hidup setiap orang.
Secara keseluruhan, isu kemiskinan ini bukan hanya masalah moral dan sosial tetapi juga ancaman bagi kelangsungan ekonomi, sosial, dan ekologi. Untuk memastikan bahwa semua orang dapat menikmati manfaat pembangunan berkelanjutan, diperlukan kerja sama lintas sektor dan kebijakan yang inklusif. Pengentasan kemiskinan adalah kunci keberhasilan SDGs dan fondasi untuk menciptakan masyarakat yang lebih makmur, adil, dan sejakhtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H