Mohon tunggu...
Denny Ilhan Gumintang
Denny Ilhan Gumintang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa program studi Hubungan Internasional di sebuah Universitas di Jakarta Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menurunnya Angka Kelahiran di Korea Selatan, Apa Penyebab dan Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat?

22 November 2024   22:43 Diperbarui: 22 November 2024   22:54 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korea Selatan diketahui sedang menghadapi sebuah tantangan demografi yang cukup serius dimana jumlah kelahiran di negara tersebut menurun drastis pada tahun 2023 dan 2024. Fenomena ini tentunya dapat berdampak pada struktur sosial dan ekonomi negara dalam jangka panjang. Menurut data terbaru, angka kelahiran di Korea Selatan telah mencapai titik terendah sepanjang masa. 

Statistik Korea melaporkan pada tahun 2023 bahwa tingkat kesuburan total turun menjadi 0,72 anak, jauh di bawah angka penggantian populasi yang diperlukan sebesar 2,1 anak. Jumlah bayi yang lahir pada bulan Maret 2024 hanya 19.669, menandai penurunan 7,3% dibandingkan tahun sebelumnya dan merupakan angka terendah untuk bulan tersebut sejak data dimulai pada tahun 1981.

Apa Penyebab Utama Penurunan Angka Kelahiran di Korea Selatan?

Penurunan angka kelahiran di Korea Selatan pada tahun 2023 dan 2024 adalah masalah yang cukup kompleks dengan banyak faktor. Berikut adalah beberapa penyebab utama penurunan angka kelahiran di Korea Selatan:

1. Biaya Hidup yang Tinggi

Tingginya biaya hidup di Korea Selatan menyebabkan pasangan suami-istri khususnya pasangan muda berpikir dua kali untuk mempunyai anak, dimana biaya hidup yang tinggi ini seperti Biaya perumahan, pendidikan, dan pengasuhan anak. Contohnya, harga sewa apartemen di Seoul dapat mencapai ratusan ribu won per bulan serta biaya pendidikan untuk anak yang juga sangat tinggi. Hal ini menyebabkan pasangan  muda merasa tidak mampu untuk memiliki anak karena dikhawatirkan mereka tidak dapat memberikan kehidupan yang layak bagi anak-anak mereka.

2. Perubahan Nilai Sosial dalam Masyarakat 

Generasi muda Korea Selatan telah mengalami perubahan nilai sosial yang signifikan. Sekarang, banyak anak muda lebih memilih untuk fokus pada pendidikan, pengembangan diri, dan kemajuan karirnya daripada membangun sebuah keluarga. Semakin banyak perempuan yang memilih untuk tidak memiliki anak, yang mencerminkan perubahan pandangan tentang peran gender dan keluarga dalam masyarakat zaman ini.

3. Budaya Kerja dan Karir Masa Depan

penurunan angka kelahiran di Korea Selatan juga disebabkan oleh budaya kerja. Untuk kebanyakan anak muda, rutinitas kerja yang panjang dan melelahkan membuat sulit untuk menemukan waktu untuk keluarga. Seringkali, keinginan untuk memiliki anak kalah dengan tekanan untuk mencapai kesuksesan profesional. Terkhusus pada banyak wanita yang menghadapi dilema antara mempertahankan karier mereka atau menjadi ibu, yang sering membuat mereka memilih untuk tidak memiliki anak sama sekali.

Apa Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat?

Menurunnya angka kelahiran di Korea Selatan tentunya berdampak pada kehidupan sosial masyarakat di negaranya, beberapa dampak yang paling signifikan adalah :

1. Penuaan Populasi Penduduk Korea Selatan

Penuaan populasi adalah salah satu dampak paling langsung dari penurunan angka kelahiran. Penduduk lanjut usia akan meningkat seiring dengan penurunan jumlah bayi yang lahir. Hal ini menimbulkan masalah dalam perawatan dan dukungan populasi yang menua, seperti peningkatan kebutuhan akan layanan kesehatan dan perawatan jangka panjang. 

Hal ini dapat menyebabkan tunjangan kesejahteraan sosial dan pensiun menjadi lebih mahal, yang pada waktunya dapat membebani anggaran pemerintah. Akibat dari krisis demografi ini, kekhawatiran terkait berlangsungnya sistem kesejahteraan sosial Korea Selatan muncul. Diperkirakan penurunan drastis dalam jumlah penduduk usia kerja Korea Selatan dapat berdampak langsung pada penurunan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

2. Perubahan dalam Silsilah Keluarga

Struktur keluarga di Korea Selatan tentunya juga dapat terpengaruh oleh penurunan angka kelahiran. Model keluarga konvensional mungkin berubah karena lebih banyak pasangan memilih untuk tidak memiliki anak atau memiliki satu anak saja. Ini dapat memengaruhi dinamika sosial seperti dukungan keluarga dan hubungan antar generasi.

3. Kemerosotan Ekonomi

Penurunan angka kelahiran menimbulkan lebih banyak masalah ekonomi, termasuk kemungkinan penurunan konsumsi domestik. Dengan berkurangnya jumlah kepala rumah tangga baru, permintaan barang dan jasa dapat menurun yang nantinya hal tersebut pasti berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Penurunan angka kelahiran di Korea Selatan menunjukkan masalah budaya, sosial, dan ekonomi yang kompleks. Untuk mengurangi akbiat yang dihasilkan, diperlukan tindakan jangka panjang dari pemerintah yang melibatkan perubahan kebijakan, penanganan untuk kesehatan keluarga, dan perubahan budaya yang mendukung keluarga. 

Apabila tidak ditangani dengan cepat dan tepat maka dampak ini dapat mengubah masyarakat secara permanen dan menciptakan tantangan yang semakin sulit untuk diatasi di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun