Mohon tunggu...
De Be Roha
De Be Roha Mohon Tunggu... Guru - Penulis adalah guru di SMA Negeri DKI Jakarta

Nama Lengkap : Deni Boy Pekerjaan : Pengajar SMAN 87 Jakarta Tinggal di Sawangan Depok Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perempuan Tetangga Sebelah

20 Maret 2023   08:46 Diperbarui: 20 Maret 2023   08:50 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

https://lifestyle.okezone.com/

Sudah hampir delapan bulan, aku mendapatkan pekerjaan. Setelah dirumahkan oleh perusahaan, aku sedikit bingung memikirkan biaya keluarga. Alhamdulilla kini sudah dapat pekerjaan, walau hasilnya tidak sebagus sebelumnya, tapi lumayan bisa membuat dapur masih bisa ngebul. Tetap bersyukur, walau sebagai sopir pribadi.

Sehabis sholat subuh aku sudah berangkat dengan motor butut menuju rumah majikanku yang baru, sampai di sana langsung menyuci mobil sambil memanaskan mesinnya. Langit masih gelap, mobil sudah siap. Secangkir kopi hangat sudah dihidangkan bik Rojah. Kini aku duduk menunggu sang majikan, tentu saja sambil menghirup kopi hangat dari bik Rojah. "Mas... ini mas, gorengan tahu, lumayan buat ganjel perut." Suara seorang perempuan menyodorkan sepiring tahu goreng. "Ups... ya makasih mba. Mba siapa ya?" Tanyaku, karena baru melihat wajahnya. "Nama saya Jayanti, biasa orang memanggil Yanti aja. Saya kerja di sebelah mas." Jelasnya. Aku jelas senang, karena pembantu tetangga aja memperhatikan aku. Hampir setiap pagi aku selalu disuguhi sepiring tahu goreng, dan obrolan hanya seputar yang ringan-ringan saja. "Saya baru saja kerja di rumah sebelah mas. Orangnya baiiiik banget." Ujarnya suatu hari. "Sebelumnya mba kerja di mana?" tanyaku sedikit berbisik. "Oh saya dulu di daerah Cibubur sini mas." Sahutnya. Sederet giginya putih menghiasi senyumnya yang tertutup panjang rambutnya. "Oh dekat sini juga ya?" Aku mencomot sepotong tahu goreng. "Iya mas. Aku masuk dulu ya, majikan mas udah mau berangkat tuh." Dia berlalu, sebelum majikan saya muncul.

"Bik Rojah... aku boleh tanya nggak?" Ujarku pagi tadi, saat bik Rojah mengantarkan segelas kopi hangat."Ya ada apa mas?" bik Rojah menghentikan langkahnya. "Beberapa hari ini aku nggak lihat mba Yanti yang kerja di sebelah? Kemanakah dia?" Tanyaku sedikit mengangkat gelas kopi. "Ayoook Pri, kita hari ini ke Bandara saja, buruan ya, jangan sampai saya terlambat!" Majikanku sudah muncul dengan tas koper mungilnya, pasti dia mau ke luar kota, pikirku. "Oh baik pak," aku menyambut tasnya, dan meletakkan di bagasi mobil. Mobil langsung melaju, tanyaku masih menggantung di bik Rojah. "Pri, abis anter saya, kamu langsung pulang, karena Ibu mau dianter kamu ke arisannya." Ujar majikanku dari belakang. "Baik pak, siyap laksanakan." Jawabku. Terbayang dengan tanyaku yang belum terjawab bik Rojah.

Majikanku sudah masuk ruang chek-in, dan akupun langsung kembali ke rumah seperti perintah majikanku tadi. Karena masih pagi, kondisi kotaku tidak begitu ramai apalagi macet. Mobil kupacu, agar cepat sampai di rumah majikanku. Tinggal satu blok lagi sampailah aku di rumah. Mobil berjalan pelan dalam gang komplek, dan kuparkirkan mobil di depan rumah. Aku masuk memberi tahu nyonya majikanku. "Oh udah pulang mas Pri?" Bik Rojah menghampiriku di teras dapur. "Udah bik, hanya ngedrop aja. Bagaimana dengan tanyaku tadi bik?" Penasaranku akan terjawab sudah. "Yang mana mas?" Bik Rojah lupa. "Yang tadi, kenapa beberapa hari ini aku nggak lihat mba Yanti yang kerja di sebelah rumah?" Aku menjelaskan kembali. Bik Rojah merengut wajahnya, dan mematut wajahku dengan lekat. "Mba Yanti?". "Iya bik, dia mengenalkan namanya Jayanti dan panggilannya Yanti." Ujarku lengkap. "Mas... di sebelah tidak ada Yanti yang kerja. Yanti itu nama anak gadis sebelah." Bik Rojah menjelaskan. "Oh...anaknya? Baik banget bik, tiap pagi aku disuguhi sepiring tahu goreng, tapi seminggu ini kok dia tidak ada." Aku sedikit sumringah karena dibaikin sama anak orang kaya. "Yanti itu memang gadis baik, dan terkenal sangat baik. Tapi mas... Covid-19 menyerang keluarganya, termasuk Yanti. Yanti di rawat lebih dari tiga minggu, dan akhirnya meninggal dunia." Bik Rojah terbata-bata menyampaikan. "Jadi..... yang nganter sepiring tahu goreng itu siapa?" Aku menggigil, dan bulu romaku langsung berdiri, bik Rojahpun hilang dari pandanganku.

-salamtetangga-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun