Mohon tunggu...
De Be Roha
De Be Roha Mohon Tunggu... Guru - Penulis adalah guru di SMA Negeri DKI Jakarta

Nama Lengkap : Deni Boy Pekerjaan : Pengajar SMAN 87 Jakarta Tinggal di Sawangan Depok Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maju Kena, Mundur Mentok

18 Maret 2023   10:55 Diperbarui: 18 Maret 2023   11:04 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

https://harianmomentum.com/

Sebut saja ini kejadian di wilayah di atas awan, semuanya seperti mengambang, tergantung tapi tidak ada tali, juga tanpa tiang penyangga. Luar biasa. Kata itu bisa diungkapkan oleh orang yang turut merasakan keluar biasaan yang terlihat. Zarnetty Layla Molani, seorang perempuan beranak satu yang sedang merasakan puber ke duanya. Kali ini dia benar-benar merasakan bahwa cinta itu ada. Lhah... selama ini kemana? Dia tiap sebentar mematut dirinya di depan cermin, bolak-balik lihat punggung, lalu memutar badan dan tersungging senyum. Suaminya heran saja melihat dari atas tempat tidur. Tidak mampu untuk bertanya. Dia hanya bisa berbaring saja semenjak tiga bulan terakhir. "Netty, gantilah bajumu dengan yang agak baik". Hanya itu yang bisa dia utarakan. Istrinya menatap lalu melengos keluar kamar sambil melenggok.

Badannya yang tidak lagi langsing seperti ketika berumur 17 dulu, kini semua mengalami pertumbuhan, rata-rata ke samping. Netty menitipkan Asih anaknya ke tetangga, lalu ia berjalan ke ujung gang menunggu angkutan kota. Aroma minyak wangi yang dipakainya tercium sampai ke pos ronda, membuat pemuda yang sedang nongkrong paham kalau Netty sedang lewat. Berbagai suitan dan siulan saling bersautan sekedar menggoda Netty yang lewat. Netty melemparkan senyum dan terus berjalan. Lenggokan pinggulnya seakan disengaja, bergetar ke kiri, bertremor ke kanan, pemuda tadi menelan air liurnya, Netty puas. Kini dia sudah naik angkot, duduk di depan, samping pak sopir yang lumayan untuk ukuran sekarang.

Sopir angkot mulai mengajak Netty ngobrol, Nettypun meladeninya, mulai dari pertanyaan tujuan, sampai kepada makanan kesukaan. Mereka pun terlihat akrab seperti sudah kenal lama. Beberapa calon penumpang yang menyetop tak terlihat lagi oleh sopir, dan berkali-kali pula penumpang yang minta berhenti berteriak baru didengar. Kini tinggallah Netty sendiri penumpangnya. Obrolan semakin mendalam, laju mobilpun mulai tidak terkendali, sesekali nyerempet tukang es, dan .... Brak... Trak... Dum !! angkot itu akhirnya berhenti setelah menabrak tiang listrik. Mobil bagian depan penyok, Netty dan sopir itu terjepit. Netty berteriak minta tolong. Masyarakat berdatangan untuk menolong, sopir bisa selamat, namun Netty masih saja dalam kondisi semula. "Gak bisa pak, di dorong ke depan kena tiang listrik, di tarik ke belakang mentok jok mobil". Seru seorang penolong. "Ini yang namanya maju kena tiang, mundur mentok jok". Lalu mereka tertawa, Netty meringis kesakitan.

 

-salamlistrikpadam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun