Minggu pagi cerita ini dimulai. Hari itu matahari menunjukkan kegagahannya, setelah beberapa hari kota kami diguyur hujan lebat tak berhenti. Kami sekeluarga berencana rekreasi, mencoba untuk menyegarkan tubuh dan dan pikiran, setelah lama berdiam diri di rumah mengikuti anjuran pemerintah untuk stay at home dikarenakan pandemi Covid-19. Kami berencana melakukan perjalanan wisata ke salah satu daya tarik wisata terkenal di Bangka Belitung yaitu 'Kulong Biru'.
Kolong Biru atau Kulong Biru orang Bangka menyebutnya merupakan  kolam atau danau bekas galian timah yang airnya berwarna biru, terletak di perbatasan Bangka Tengah dan Bangka Selatan tepatnya terletak di Desa Nibung Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengah, berjarak 60 Km dari Bandara Depati Amir dan sekitar 15 Km dari Koba, Ibukota Kabupaten Bangka Tengah.Â
Perjalanan wisata kami ini merupakan kunjungan yang kedua, kunjungan pertama kali kami  saat Kolonng Biru  dibuka sebagai daya tarik wisata dibuka sekitar tahun 2016.Â
Awal dibuka dan dikenal masyarakat lokal, akses jalan menuju ke sana masih berupa tanah merah, jalannya berlubang dan bergelombang, dan saat musim hujan becek dan licin. Saat itu masih tampil seadanya, belum dikelola dengan baik.Â
Namun, saat ini sudah jauh berbeda, layaknya daya tarik wisata yang mendapat perhatian khusus pemerintah setempat, jalannya begitu licin dan mulus.Â
Dinas terkait bekerja sama dengan BUMDes setempat mengelola Kolong Biru tersebut dengan baik. Fasilitas parkir, food court, toilet telah disiapkan. Dari sisi keamanan pun pagar pembatas, area untuk berfoto yang instagramable.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, akhirnya tibalah kami di tempat tujuan, namun jangan dibayangkan satu jam perjalanan di daerah sama dengan Jakarta yang tiap hari macet, menenpuh jarak 1 km saja bisa memakan waktu cukup panjang.Â
Saat kita tiba di lokasi petugas yang berjaga telah siap menerima kita sesuai dengan protokol kesehatan tentutnya, memeriksa apakah kita memakai masker atau tidak, mengecek suhu tubuh setiap orang menggunakan thermogun, apabila kita memenuhi syarat sesuai protokol kesehatan maka akan diijinkan masuk, tentu saja setelah kita membayar karcis masuk sebesar Rp2.000,- perorang.
Jam menunjukkan pukul 14.30 WIB saat kami tiba, cuaca yang sebelumnya panas terik tiba-tiba hujan cukup deras, Dengan terpaksa kami harus menunggu sesaat di dalam mobil.Â
Sesaat kemudian hujan pun mulai reda hanya menyisakan rintik-rintik, namun sayangnya kondisi DTW menjadi becek dan licin. Kita harus melangkah dengan hati-hati jika tidak mau terpeleset.Â
Walaupun sebelumnya hujan lebat tapi pengunjungnya yang datang cukup ramai. Banyak diantara mereka adalah warga lokal. Maklum saja  hari itu DTW ini baru dibuka  setelah lama tutup karena Covid-19.
Setelah berfoto dan menelusuri keindahan Kulong Biru dan menghabiskan "ransum" yang dibawa dari rumah, kami pun balik kanan. Selesai sudah perjalanan hari ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H