Mohon tunggu...
M.Denny Elyasa
M.Denny Elyasa Mohon Tunggu... Lainnya - Analis Kebijakan dan Penulis

Analis Kebijakan pada Setwan Prov.Kep. Bangka Belitung . Aktif menulis opini dan esai khususnya mengenai kepariwisataan dan SDM.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Merajut Asa Pariwisata di Pulau Seliu

17 November 2020   17:00 Diperbarui: 7 Juli 2021   19:10 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membuat emping pun bisa menjadi kegiatan yang mengasyikan untuk wisatawan. Menikmati sajian makanan laut yang masih segar, disajikan menggunakan dulang atau biasa disebut dengan makan bedulang sambil kita menikmati segarnya minuman klamengo yaitu campuran gula aren, kelapa dan mangga biasanya disajikan sebagai welcome drink bagi wisatawan yang datang ke Seliu, bahkan acara memanen buah mangga  pada saat musim mangga disana karena banyaknya pohon mangga yang ditanam di depan rumah warga.

Potensi wisata yang menjanjikan bila dikelola dengan baik dan benar. Pulau Seliu menawarkan konsep desa wisata dimana konsep pariwisata perdesaan (rural tourism) memiliki ciri produk yang unik, khas serta ramah lingkungan. Konsep Desa Wisata tidak hanya bermanfaat bagi munculnya alternative wisata untuk memenuhi pergeseran minat wisatawan. (Susyanti, 2014).

Tiga komponen utama dalam membangun pariwisata daerah

Pariwisata selalu digadang-gadang mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat, memiliki multiplier effect yang besar bahkan menurut Anggita Permata Yakup (2019)  bahwa pariwisata berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap pariwisata. Faktor yang mempengaruhi antara lain berasal dari pendapatan mata uang asing dan investasi internasional. Pariwisata dapat meningkatkan pendapatan devisa, menciptakan lapangan kerja, merangsang pertumbuhan industri pariwisata.

Namun, bagaimana pariwisata bisa memberi kontribusi dan manfaaat langsung   kepada masyarakat. Menurut Damanik (2019) dalam bukunya menyatakan "jika pariwisata merupakan penghasil devisa andalan dan motor penggerak ekonomi, lalu bagaimana caranya agar semua itu memberikan dampak kesejahteraan bagi masyarakat?".

Kita semua meyakini bahwa pariwisata yang berkelanjutan dapat terjadi apabila dampaknya pada peningkatan kesejahteraan dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat, khususnya yang bermukim di sekitar destinasi.

Selama ini yang menjadi masalah adalah penguasaan lahan, seperti yang disampaikan Budi Setyawan sebagai penggiat ecotourism dan inisiator dari pembangunan resort di Danau Purun menyampaikan bahwa mayoritas lahan pesisir pantai telah dikuasai oleh investor/korporasi.

Hal tersebut sangat mengkhawatirkan ketika masyarakat kehilangan kuasa dan akses akan sumber daya yang ada di lingkungannya, maka  apabila pariwisata tidak mampu memberikan perubahan positif bagi masyarakat maka pariwisata malah akan menjadi beban dari pada keuntungan.

Dalam membangun sebuah destinasi wisata pedesaan ada tiga komponen pokok yang memiliki peran dan saling terkait yaitu pemerintah, masyarakat dan pengunjung (wisatawan). Ketiga komponen saling terkait dan memiliki kepentingan yang sama terhadap pariwisata. Bagi pemerintah pariwisata diharapkan dapat memberikan nilai ekonomi bagi daerah, bagi masyarakat pariwisata diharapkan memberikan perubahan bagi struktur ekonomi rumah tangga, dan bagi pengunjung pariwisata dapat memberikan nilai lebih dari pengalaman yang diharapkan oleh pengunjung pada saat berada di destinasi wisata.

Pemerintah baik pusat, daerah maupun pemerintahan terkecil yaitu desa harus dapat memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa pembangunan pariwisata di pedesaan akan dapat memberikan kesejahteraan. Regulasi yang dibuat pemerintah harus mampu melindungi masyarakat dari cengkeraman korporasi besar yang memiliki modal kuat. 

Penguasaan mayoritas lahan pesisir pantai di Seliu memberi gambaran pemerintah tidak mampu menjaga ruang bagi peran serta masyarakat. Ruang yang bisa dikelola oleh  masyarakat menjadi sangat kecil yaitu sebatas Danau Purun dan bagian kecil Pantai Marang Bulo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun