Mohon tunggu...
Denny Eko Wibowo
Denny Eko Wibowo Mohon Tunggu... Dosen - Long Life Learner - Enthusiast in Research of Performing Arts and Culture

D3 Bahasa Jepang Univ.Diponegoro - S1 Seni Tari ISI Yogyakarta - S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa UGM - Dosen Tari Universitas Universal Batam

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Jejak Kumandang Sastra dan Alih Wahana Kata-kata

10 Oktober 2022   21:50 Diperbarui: 10 Oktober 2022   23:55 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Suasana Anugerah Jembia Emas tahun 2022 (foto oleh Denny E. Wibowo, 25 September 2022)

Para Penyair Berkumpul di Dua Gedung

Sabtu malam (25/9), pelataran Gedung Daerah Provinsi Kepulauan Riau dipenuhi susunan kursi berderet dan beberapa meja-kursi ditata berbentuk lingkaran. Panggung dibuat di teras depan bangunan gedung yang menghadap ke arah Pelabuhan ferry Sri Bintan Pura Tanjungpinang. 

Alunan musik Ghazal yang dibawakan oleh seniman musik Pulau Penyengat, terdengar syahdu seraya menyambut kedatangan para tamu ke lokasi acara. 

Malam itu, acara Festival Sastra Internasional Gunung Bintan tahun 2022 memasuki hari kedua, sebab pelaksanaannya dicanangkan selama tiga hari sejak tanggal 24 September hingga tanggal 26 September 2022. 

Acara yang dihelat di Gedung Daerah Provinsi Kepulauan Riau ini ialah malam Anugerah Jembia Emas tahun 2022. Kegiatan rutin yang digagas oleh Datok Rida K Liamsi melalui Yayasan Jembia Emas-nya ini bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau, telah memasuki kali kelima penyelenggaraannya.

Kegiatan di mulai sekitar 20.30, dengan beberapa tamu yang sudah duduk mendengarkan penampilan musik Ghazal yang terbilang sebagai salah satu warisan seni pertunjukan musik khas Kepulauan Riau. Gelaran acara pun dimulai, beberapa pantun dihaturkan oleh pembawa acara. Beberapa tamu penting yang hadir memberikan sambutan. 

Tari Persembahan dari Pusat Latihan Seni (PLS) Sanggam Tanjungpinang membuka acara malam tersebut dengan khidmat, hingga prosesi penganugerahan Jembia Emas tahun 2022 yang diberikan kepada Datok Teja Alhab. Penerima Anugerah Jembia Emas tahun 2022 memperoleh penghargaan berupa uang tunai dan simbol penghormatan berupa tanjak Melayu.

Puluhan penyair dan sastrawan hadir dalam malam penganugerahan tersebut. Mereka berasal dari Indonesia dan luar Indonesia, yakni Singapura dan Malaysia. Tema Festival Sastra Gunung Bintan tahun 2022 yakni "Sastra Melayu dan Budaya Kemaritiman" yang kemudian karya-karya sastra terpilih dibukukan oleh penyelenggara kegiatan festival (Fikri, 2022). 

Setelah prosesi penganugerahan Jembia Emas tersebut, acara kemudian diramaikan dengan pentas deklamasi oleh beberapa penyair. Penampilan seni pertunjukan musik inovatif oleh grup musik Sarvati Indonesia menjadi pencair suasana malam itu. 

Tempat kegiatan di halaman gedung seharusnya bisa dinikmati khalayak luas, namun sebab kemasan acara yang bersifat formal, memungkinkan tidak semua awam minat dan berani mendekat. Maka, acara di Gedung Daerah tersebut terkesan tidak akrab bagi masyarakat sekitarnya.

Malam kedua kegiatan diselenggarakan di Gedung Kesenian Aisyah Sulaiman Tanjungpinang. Berbeda dengan hari sebelumnya, kali ini tampak acara lebih ramai dan hangat sebab hampir 80% kursi dipenuhi para penonton. Namun, lagi-lagi penonton yang hadir adalah para sastrawan dan peserta festival sendiri. 

Acara ini juga diliput live streaming oleh TVTPI atau Tanjungpinang TV. Kemudahan akses tayangan ini dapat dinikmati tanpa kehadiran secara fisik di tempat acara, sehingga tidak banyaknya masyarakat awam yang menyaksikan secara langsung bisa disebabkan oleh hal ini. 

Seperti kegiatan di Gedung Daerah di malam sebelumnya, acara di Gedung Kesenian Aisyah Sulaiman juga mengalami keterlambatan mulainya acara.

Beberapa penyair dan sastrawan mulai memadati kursi penonton di dalam gedung dan acara segera dimulai. Awal rangkaian acara pembacaan puisi didahului oleh Datok Teja Alhab yang memberi amanah kepada Samson Rambah Pasir, penyair asal Batam untuk mengawali deklamasi puisi di malam itu. Sontak, dengan dialog canda penonton yang semula tegang menjadi sungguh cair. 

Gerak-gerik dan lontaran kalimat dari Samson Rambah Pasir kian membuat benang merah di antara semua penampil. Bergiliran beberapa penyair dari Kepulauan Riau, dari wilayah lain di Sumatera, luar Sumatera hingga Singapura dan Malaysia tampil membacakan puisi-puisi yang menarik dan mendalam. 

Tidak semua penyair tampil solo, ada satu tampilan disajikan oleh tiga penyair, bisa dikatakan mereka adalah trio cikgu. Pasalnya mereka bertiga adalah para guru yang akrab dengan produksi karya sastra termasuk puisi. 

Gelak tawa penonton kembali pecah saat salah seorang cikgu menyatakan bahwa alasan mereka naik panggung bertiga agar tidak nervous/ gugup. Puisi yang dibacakan oleh salah seorang cikgu tersebut dibuat sembari menunggu pompong yang hendak menjemputnya di titik angkut penumpang transportasi bahari. Judul puisinya "Cinta Tenggelam di Laut Nista", nampaknya relevan dengan tema festival yakni "Sastra Melayu dan Budaya Kemaritiman".

Gambar 2. Penyair 'trio cikgu' di atas pentas. (foto Denny E. Wibowo, 26 September 2022)
Gambar 2. Penyair 'trio cikgu' di atas pentas. (foto Denny E. Wibowo, 26 September 2022)

Jejak Kumandang Karya Sastra

Ibarat berlayar, rangkaian kata-kata dalam sebuah puisi atau syair tertentu mampu mengarungi dimensi ruang dan waktu. Pun, kumandangnya mampu menembus kalbu bahkan merangsang nalar sehingga manusia menjadi lebih humanis dan penuh empati. Itulah manfaat dari kehalusan budi dalam sebuah karya sastra. 

Sastra Melayu telah lama ada sejak dahulu dalam bentuk mantera atau bahasa kias yang mampu memberi ajaran kepada sesama manusia yang dikumandangkan secara lisan. 

Sebuah peribahasa Melayu seperti "manusia tahan kias, binatang tahan palu" terkandung dalam nilai Sastra Melayu Lama yang memiliki tujuan tertentu, tanpa menyakiti namun mengajak hidup harmonis dalam ajaran kebaikan melalui rangkaian kata-kata.

Sastra Melayu telah jadi bagian dari sastra Nusantara sebab ruang lingkupnya menggunakan bahasa Melayu sebagai perantara bahasa di wilayah tersebut. 

Alisyahbana menyebutkan bahwa bentuk karya sastra Melayu berwujud prosa dan puisi, dan puisi lama menjadi pancaran masyarakat lama ialah pantun dan syair yang digemari di dunia Melayu (Sutrisno, 2016). 

Tampaknya tradisi merangkai kata-kata dalam bentuk puisi dikembangkan dari tradisi syair-syair Melayu yang wujudnya lebih panjang dari bentuk pantun. Syair tidak mengenal sampiran, sehingga syair bisa mengandung sebuah peristiwa dengan 'diksi' yang menarik dan khas.

Berawal dari tradisi lisan dahulu kala, perkembangan selanjutnya bahwa sastra lisan yang tak sirna. Melainkan, kehadiran aksara sebagai medium karya sastra telah menguatkan antara sastra lisan dengan sastra tulis. Sebab, ketika sastra lisan telah dituliskan oleh manusia menjadi sastra tulis; sastra tulis tersebut bukan tak mungkin juga telah menjadi sumber-sumber sastra lisan.

Gambar 3. Suasana gedung Asiyah Sulaiman dengan penampilan dari para penyair (foto oleh Denny E. Wibowo, 26 September 2022)
Gambar 3. Suasana gedung Asiyah Sulaiman dengan penampilan dari para penyair (foto oleh Denny E. Wibowo, 26 September 2022)

Alih Wahana Rasa dalam Kata-kata

Penyair demi penyair membacakan puisi dengan gaya penyajian yang khas, dengan intonasi, penghayatan dan juga alih wahana rasa mereka berwujud kata-kata. 

Samson Rambah Pasir menyisipkan istilah unik dari sebutan-sebutan sebuah alat transportasi bahari di sela antar penampilan para penyair; dirinya menyebut kolek, sampan, jongkong, hingga lancang yang mampu membawa para penyair berlayar dari kursi penonton ke atas panggung, bahkan sesekali tampak mereka berlayar sendiri atau perlu teman untuk membacakan puisinya. 

Sungguh perumpamaan yang unik muncul dari spontanitas seorang pewara malam itu, sehingga membuat penonton seperti ikut menikmati perjalanan di atas lautan, tentunya lautan kata-kata.

Jika menurut Sapardi Djoko Damono bahwa wahana adalah kendaraan, maka alih wahana adalah proses beralihnya satu jenis kendaraan kepada jenis kendaraan yang lain. Wahana bisa juga berarti medium yang digunakan untuk mengungkapkan, mencapai hingga menampilkan gagasan atau perasaan (Damono, 2018).

Peristiwa yang terjadi kali ini ialah wujud rasa dalam kata yang kemudian disajikan dalam penampilan tuturan lisan dan juga tulisan. Ujaran lisan yang menjadi sejumlah catatan, puisi yang juga dituliskan. 

Pertama adalah melihat pertunjukan pembacaan puisinya sebagai media, pertunjukan para penyair di atas pentas dengan materi berupa kata-kata yang diucapkan, dan yang kedua ialah puisi-puisi yang dibukukan.

Sudah sejak lama manusia mengenal tradisi lisan sebagai bentuk ungkap yang lugas dan langsung (sinkronus), sehingga tidak tertinggal residu dari materi lisan yang telah diutarakan. 

Jika kita cermati bahwa sebuah penampilan dari penyair dengan puisi-puisi yang dibacakannya, seketika kata-kata yang diucapkan secara susul menyusul tersebut menjadi hilang dan tak bisa didengarkan ulang dalam dimensi ruang-waktu yang sama. Sebaliknya, berbeda dengan tulisan atau gambar yang bisa diulang melalui sebuah pembacaan atasnya. 

Media pertunjukan dari sebuah pembacaan puisi yang diiringi dengan backsound, permainan alat musik atau gesture dan ekspresi raut wajah pun seringkali berkesan dan tentu hilang mendalami kembali makna kata-katanya sesaat setelah pertunjukannya usai. 

Maka dalam bidang sastra, tulisan dikenal mampu memberi kesempatan kembali untuk menyelami setiap makna yang telah diucapkan; yang telah dideklamasikan.

Tulisan pada konteks ini telah menjadi semacam residu dari kata-kata yang telah dilisankan, dan karya sastra menyimpan tumpukan residu dari rangkaian kata yang telah dituturkan. 

Upaya menuturkan dan kemudian menyimpannya dalam bentuk tulis merupakan wujud sastra itu sendiri. Rasa yang teralami, ingatan, dan sejumlah pengalaman diri menjadi kata-kata yang mungkin bisa dituturkan secara langsung. Namun wujud kelisanan primer semacam ini jarang dilakukan lagi sebagai kebiasaan manusia saat telah mengenal aksara. Ong mengkategorikan dua bentuk kelisanan tersebut yaitu kelisanan primer dan kelisanan sekunder. 

Kelisanan primer banyak dilakukan oleh masyarakat yang belum mengenal tradisi tulis/ aksara, sedangkan kelisanan sekunder merupakan produksi tradisi tulis/ aksara baik secara langsung atau tak langsung (Damono, 2018). 

Maka, berangkat dari pemahaman ini, tradisi kelisanan sekunder berwujud pada tuturan kata yang tercatat namun saling-silang-bertaut seperti hubungan antara lisan-tulisan atau ujaran-aksara. Keduanya saling berkelindan dan menguatkan satu sama lain.

Upaya menuliskan semua karya puisi dalam buku-buku bertajuk 'Jazirah' dalam Festival Sastra Internasional Gunung Bintan tahun 2022 ini menjadi salah satu bentuk pemeliharaan sastra yang optimal dan niscaya kian meningkat di kemudian hari. 

Setidaknya, wahana kata-kata yang sebermula bunyi berangsur mewujud menjadi wahana tulisan yang semuanya aksara. Ada upaya menyampaikan sesuatu dari rasa, yang tak akan hilang kembali setelah kata-kata dalam puisi diucapkan. Telusur makna dari kata-kata yang dapat kembali dibaca berulang-ulang, diresapi dan dimaknai secara indvidu dalam interpretasinya yang beragam.

References

Damono, S. D. (2018). Alih Wahana. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Fikri, (. (2022, September 28). Ruang Kutipan. Retrieved from Kutipandotco: https://kutipan.co/komunitas-sastra-dilaut-tampil-berpuisi-pada-festival-sastra-internasional-gunung-bintan-2022/

Sutrisno, S. (2016). Tema Utama, Sastra Melayu Lama. In Koentjaraningrat, Masyarakat Melayu dan Masyarakat Melayu dalam Perubahan (pp. 225-244). Yogyakarta: Balai Pengkajian dan Pengembangan Budaya Melayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun