Mohon tunggu...
Denny Eko Wibowo
Denny Eko Wibowo Mohon Tunggu... Dosen - Long Life Learner - Enthusiast in Research of Performing Arts and Culture

D3 Bahasa Jepang Univ.Diponegoro - S1 Seni Tari ISI Yogyakarta - S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa UGM - Dosen Tari Universitas Universal Batam

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Membaca Liuk Igal Festival 2022: Sampan Kayu di Tengah Gelombang

19 September 2022   21:47 Diperbarui: 20 September 2022   15:41 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelaku seni tari kontemporer di Kepulauan Riau tidak serta merta dinobatkan secara absolut sebagai seniman tari kontemporer, akan tetapi ini menjadi pilihan seperti apa keberadaan mereka akan dicap dalam bidang tari. Masa depan perkembangan tari kontemporer di Kepulauan Riau, ibarat seperti "sampan kayu yang berada di tengah gelombang". Gelombang tak pernah sama di tiap waktu, namun setidaknya sampan kayu ini telah memilik awak sampan yang sudah mampu mendayung. Daya dayungnya tentu lambat laun akan lebih matang seiring berjalan waktu dan tentunya dalam banyaknya lautan yang telah mampu diarungi. Maka, pelaku seni tari di Kepulauan Riau hendaknya mampu terus belajar dengan seniman di luar wiayah ini, melakukan interaksi dan diskusi sehingga selain eksistensi pribadi menjadi kukuh, kemampuan dan pengetahuan bidang tarinya menjadi lebih matang.

Referensi 

Falassi, A. (1987). Festival: Definition and Morphology. In F. Abayomi, Festival: Definition and Morphology (pp. 1-10). academia.edu.

Murgiyanto, S. (2016). Seni Tari Melayu: Struktur dan Refleksi Keindahan. In Koentjaraningrat, Masyarakat Melayu dan Budaya Melayu dalam Perubahan (pp. 359-375). Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Prakasiwi, G., Fitriasari, R. D., & Murgiyanto, S. (2020). Being Contemporary: Proses Ari Ersandi dalam Karya Tari Lalube. Jurnal Kajian Seni, 128-141.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun