2. Pemandian di Depan Rumah
Jika diperhatikan lebih cermat, selain makam keluarga, rumah-rumah penduduk di Pulau Nias juga sering menempatkan bangunan pemandian atau sumur di area depan rumah. Dapat berupa bangunan permanen ataupun berupa bangunan dengan dinding terpal atau bekas spanduk.
Memang kebiasaan ini sudah mulai ditinggalkan seiring dengan perkembangan penduduk dan dinamika sosial kemasyarakat serta pemahaman terkait etika dan estetika. Walaupun demikian pemandian-pemandian tersebut masih dapat ditemukan di halaman rumah-rumah penduduk sepanjang jalan menuju Nias Selatan dan Nias bagian Utara.
Entah apa yang melatarbelakangi pemandian-pemandian tersebut dibangun berada di depan perumahan penduduk. Barangkali saja akses penduduk yang lebih mudah dapat dikedepankan sebagai salah satu argumentasi logis. Pemandian biasanya dipergunakan oleh penduduk yang rumahnya berdekatan untuk aktivitas mandi dan mencuci. Alasan ini juga yang mungkin saja menyebabkan tempat pemandian atau sumur penduduk juga sering berada di dekat jalan yang melintas ditengah perkampungan warga.
Sumur atau bak penampungan air pada pemandian merupakan sumber air rumah tangga. Penduduk akan mengalirkan air ke rumahnya dengan pipa atau selang. Oleh sebab itu, penempatan sumur pemandian akan sangat membantu apabila berada di depan rumah penduduk.
Pasca Gempa Bumi berkekuatan 8,2 SR melanda Kepulauan Nias Tahun 2005, rekonstruksi di berbagai bidang turut menyasar pembangunan fasilitas umum salah satunya adalah pemandian umum masyarakat. Pembangunan yang didanai dan dikerjakan berbagai organisasi nirlaba tersebut seolah-olah memperkuat pola yang tercipta sebelumnya yaitu membangun fasilitas pemandian dan penampungan air rumah tangga di depan perumahan penduduk.
3. Melubangi Jalan untuk Pipa Aliran Air Rumah Tangga
Umumnya penduduk Pulau Nias mempergunakan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari. Sumber-sumber air tersebut bermacam-macam, seperti sumur bor, air dari PDAM dan air yang didapatkan dari sumber air alam.
Tidak seperti pengguna sumur bor dan pelanggan PDAM, penduduk yang bergantung pada sumber air alam memenuhi kebutuhan air rumah tangganya dengan membangun instalasi pipa dan selang yang panjangnya dapat mencapai ratusan meter.
Seringkali jalur pipa swadaya tersebut melintasi jalan raya apabila sumber airnya berada di sisi yang berseberangan dengan perumahan warga. Akibatnya kita dapat melihat banyaknya jalur pipa dan selang milik penduduk yang dipasang melintang di atas jalan dengan melubangi jalan. Lubang yang dibuat memang tidak begitu besar, seukuran pipa. Hanya saja melubangi jalan raya dapat mengakibatkan kerusakan jalan. Pengendarapun akan kurang nyaman jika melintas.
4. Bertanam di Bahu Jalan