Mohon tunggu...
Dennis Baktian Lahagu
Dennis Baktian Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Penghuni Bumi ber-KTP

Generasi X, penikmat syair-syair Khairil Anwar, fans dari AC Milan, penyuka permainan basketball.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kereta Api, Mewujudkan Transportasi Massal Murah tetapi Tidak Murahan

11 November 2022   20:40 Diperbarui: 15 November 2022   10:50 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan pada salah satu gerbong kereta api yang dikelola PT. KAI. Foto: kompas.com

Hampir setengah jam Binsar berdiri, mengantri didepan salah satu loket penjualan karcis di Stasiun Kereta Api Pasar Senen. Di depannya tersisa lima orang lagi. Antrian calon penumpang sedikit meningkat dari biasanya mengingat hari itu adalah hari libur, tanggal merah yang memberikan ruang istirahat bagi pekerja di Ibu Kota.

Binsar hendak ke Solo menemui bibinya, adik ayahnya yang sejak menikah tinggal di sana. Menghabiskan akhir pekan di kota yang terkenal dengan batiknya. Tentu saja Solo semakin dikenal karena Joko Widodo pernah memimpin kota tersebut selama dua periode.

Tiba gilirannya, Binsar segera membayar tiket Kereta Api Fajar Utama yang akan membawanya ke Solo. Perjalanan panjang selama 9 jam lebih bukan pertama kali dialaminya. Hampir setiap bulan, ketika ada waktu Binsar yang bekerja di sebuah perusahaan BUMN akan berangkat ke Solo melewati akhir pekan melepas kepenatan bekerja di Ibu Kota.

Fajar Utama perlahan meninggalkan Stasiun Pasar Senen. Jam di pergelangan tangan Binsar menunjukkan pukul 06.05 WIB. Gesekan rel dengan roda-roda kereta api meninggalkan suara-suara yang sudah tidak asing lagi bagi mereka yang akrab dengan alat transportasi kereta api.

Menjelang pukul 09.10 WIB, KA Fajar Utama memasuki stasiun Cirebon. Binsar melihat keramaian di peron stasiun. Cukup lumayan banyak penumpang yang sedang menunggu. Memang masih ada beberapa bangku tunggu yang belum terisi, namun keramaian pagi itu tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa penumpang sudah memadati stasiun Cirebon.

Cukup lama KA Fajar Utama berada di stasiun Cirebon. Tidak seperti biasanya, hampir 30 menit sudah KA tersebut berhenti. Penumpang yang naik sudah tidak ada lagi. Seseorang berpakaian dinas PT. Kereta Api Indonesia tampak berjalan mendekat di dalam gerbong. Penumpang yang duduk di depan Binsar bertanya kepadanya, seolah cemas KA belum juga berangkat. Petugas sempat menatap ke arah Binsar sebelum bercerita singkat bahwa ada KA yang menabrak mobil di depan dan petugas sedang melakukan pembersihan serta evakuasi.

.....

Cerita sang petugas tentang kecelakaan kereta api bukan hal baru bagi kita yang mendengarnya. Bukan hanya menabrak kendaraan bahkan pernah terjadi KA menabrak odong-odong yang melintas. Semua terjadi bukan tanpa sebab. Penyebab utamanya adalah jalur-jalur rel kereta api sering bersinggungan dengan jalan raya yang disaat bersamaan dilewati kendaraan. Hal ini yang menimbulkan kerawanan terjadinya kecelakaan.

Penggunaan portal pada perlintasan rel kereta api dengan jalan raya atau non jalan raya yang sering dilewati warga merupakan upaya mengamankan perjalanan kereta api dari gangguan pengguna jalan raya. Penggunaan portal tersebut telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No 72 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta. Apalagi kita ketahui laju kereta api dapat mencapai rerataan 120 km/jam dan tidak dapat ngerem mendadak. Sebuah kereta api memerlukan jarak puluhan meter untuk berhenti total setelah tuas rem ditarik atau ditekan.

Namun penggunaan portal seringkali dikeluhkan oleh masyarakat karena dalam beberapa kasus portal tidak berfungsi atau rusak. Juga ditemukan ada perlintasan rel yang tidak dipasangi portal. Sangat membahayakan tentunya. Tidak adanya portal sama saja memberi arah bagi pengguna jalan untuk menghantar nyawa. PT KAI sebagai satu-satunya BUMN pengatur dan penyedia jasa layanan perkeretaapian di Indonesia perlu merespon hal tersebut dengan cepat dan baik.

Pemerintah tentu saja tidak tinggal diam menyikapi maraknya kecelakaan KA. Selain terus menjaga kualitas persinyalan dan memastikan unit-unit kereta api terpelihara dengan baik, salah satu jawaban lainnya yang sedang diimplementasikan terkait masalah perlintasan rel dengan jalan raya adalah membangun underpass dan overpass pada titik-titik yang memungkinkan. Sehingga diharapkan tingkat kecelakaan kereta api diminimalisir dan keselamatan penumpang tetap terjaga.

Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) sangat memerlukan perhatian juga. Orientasi yang dibangun dan diterapkan adalah service oriented. Kalau bisa pelayanan yang dihasilkan melewati ekspektasi customer. Secara umum, karyawan PT. KAI mayoritas berpendidikan SLTA. Walau demikian pengembangan hardskill dan softskill selalu diprioritaskan. Terlebih bagi SDM yang berhadapan langsung dengan masyarakat sebagai garda terdepan karena kesalahan sedikit mungkin saja menyebabkan kerugian nyawa dan materi.

Kereta api dikenal sebagai transportasi massal yang murah dan merakyat. Seiring perkembangan jasa layanan transporasi, kereta api di Indonesia juga terus berbenah walau murah tetapi tidak murahan. Artinya dengan harga yang terjangkau, layanan yang disediakan oleh PT KAI wajib memenuhi standar kenyamanan, hygienitas, sanitasi hingga keamanan disetiap kelasnya.

Demikian pula aspek ketepatan waktu setiap kereta api yang terus membaik. Dalam tiga tahun terakhir, on time performance layanan PT KAI menunjukkan tren menaik yang signifikan. Mulai dari 67% di tahun 2019, menjadi 78% pada tahun 2020 dan pada tahun 2021 yang lalu performa ketepatan waktu layanan kereta api PT KAI mencapi angka 91%. Sebuah data yang sungguh menggembirakan bagi kita pecinta transportasi berlokomotif ini.

Evolusi kereta api juga turut merambah tanah air. Selain meningkatkan layanan kereta api yang menghubungkan antar kota dan provinsi, saat ini tengah dikembangkan layanan kereta api khusus perkotaan. Di Jakarta, pembangunan KRL (Kereta Rel Listrik), MRT (Mass Rapid Transportation) dan LRT (Light Rapid Transportation) terus disempurnakan yang tentu saja semakin menguatkan posisi kereta api sebagai solusi handal dalam mengatasi kemacetan di kota-kota metropolitan.

Di masa depan, kereta api bukanlah alat transportasi langka ditengah perkembangan teknologi yang semakin pesat. Kereta api tidak akan pernah senasib dengan becak atau bemo. Kereta api akan terus berevolusi seiring dengan perkembangan teknologi. Hadirnya kereta api cepat yang melaju diatas kecepatan 250 km/jam mulai menggantikan kereta api konvensional. Bahkan Shinkansen, sebuah KA cepat buatan Jepang, mampu melaju dengan kecepatan 602 km/jam. Tetap dengan status alat transportasi massal, namun kekuatannya terletak pada motor induksi listrik yang membuat KA dapat melaju kencang.

Selain Shinkansen dengan beragam seri nya, terdapat juga kereta api cepat yang dikembangkan di negara lain, seperti Shanghai Maglev (Cina, kecepatan mencapai 460 kph/286 mph), TGV (Prancis, kecepatan mencapai 320 kph/198.5 mph), KTX (Korea Selatan, kecepatan mencapai 305 kph/190 mph) dan Haramain High Speed Railway (Arab Saudi, kecepatan mencapai 300 kph/186 mph).

Kereta api bukanlah dinosaurus yang akhirnya punah karena tidak mampu beradaptasi dan berevolusi. Kereta api tetap menjadi alat transportasi massal yang selalu dibutuhkan sebagai jawaban meningkatnya populasi manusia di muka bumi. 

.....

Tidak terasa, KA Fajar Utama perlahan memasuki Stasiun Lempuyangan. Sebentar lagi senja akan menyapa dan mentari kembali ke peraduannya, Binsar membatin. Perjalanan ke Solo kurang dari dua jam lagi. Air mineral kembali diteguknya. Beberapa orang penumpang terlihat olehnya turun di stasiun tersebut. Sambil terus melihat keluar dari kaca jendela yang setengah terbuka, Binsar tersenyum, tidak ada lagi desak-desakan penumpang. Tidak ada lagi pedagang asongan yang berani masuk ke dalam kereta. Tidak ada lagi bau tak sedap yang menyeruak. Dan...tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya. Binsar kaget dan segera memperhatikan sosok perempuan berkacamata berdiri disamping kursinya. Butet !!...pekik Binsar...

Perlahan, Fajar Utama kembali melaju...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun