Selain menjadi vektor pembawa, kecoa ternyata juga membangun hubungan simbiosis dengan bakteri seolah diantara keduanya terjalin memorandum of understanding (MoU). Sebuah penelitian menemukan bahwa bakteri pseudomonas aeruginosa dapat berkembang secara ekstensif dalam usus kecoa. Bakteri yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, gangguan pencernaan, hingga sepsis (keracunan darah).Â
Demikian juga bakteri-bakteri khusus yang disebut bacteroides hidup simbiosis pada sel-sel khusus yang dinamakan mycetocytes dalam tubuh kecoa yang diwariskan ke generasi baru oleh induk kecoa. Sembari hidup nyaman dalam jaringan lemak kecoa, bakteri ini memproduksi semua vitamin dan asam amino yang dibutuhkan kecoa.
Walau begitu menjijikkan serta memiliki potensi besar untuk menyebarkan penyakit, ternyata kecoa memiliki sejumlah fakta hidup yang mengagumkan dan tidak dimiliki oleh hewan lainnya. Namun bagi kita, kecoa tetaplah kecoa. Imagenya tetap seperti semula, tiada bisa berubah. Kecoa, sang pemulung yang dapat menyebabkan penyakit. Entah sampai kapan kecoa menyadarinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H