Mohon tunggu...
Dennis Baktian Lahagu
Dennis Baktian Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Penghuni Bumi ber-KTP

Generasi X, penikmat syair-syair Khairil Anwar, fans dari AC Milan, penyuka permainan basketball.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Meredam Opini Liar Kasus Kematian Brigadir J

13 Agustus 2022   19:15 Diperbarui: 14 Agustus 2022   09:48 3089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sambil berdiri dengan didampingi Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol. Nurul Azizah dan beberapa perwira lainnya, Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Pol. Andi Rian Djajadi mengatakan dalam konferensi persnya bahwa Bareskrim Polri telah menghentikan kasus dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo yang diduga dilakukan oleh Brigadir Joshua Hutabarat karena tidak ditemukan peristiwa pidana setelah gelar perkara dilakukan. 

“Bukan merupakan peristiwa pidana, sebagaimana rekan-rekan ketahui, saat ini juga Bareskrim menangani laporan polisi terkait dugaan pembunuhan berencana dengan korban almarhum Brigadir Joshua. Berdasarkan hasil gelar tadi perkara ini dihentikan penanganannya,” tutur Andi Rian. Penanganan kasus ini sebelumnya telah diambil alih Bareskrim.

Pengumuman yang disampaikan Andi Rian jelas menggugurkan tudingan bahwa sebelum penembakan Brigadir Yoshua didahului terjadinya tindakan pelecehan terhadap Putri Candrawathi yang pada skenario awalnya bersama ‘teriakan Putri’ dianggap sebagai pasal pemicu tembak menembak Bharada Eliezer dengan Brigadir Joshua. 

Jauh hari sebelumnya para pakar hukum tak terkecuali pengacara Hotman Paris berpendapat bahwa seharusnya dugaan pelecehan tidak dapat dilanjutkan mengingat Brigadir Joshua yang diduga pelakunya sudah meninggal walaupun saat itu Patra M. Zein ‘berkeras kepala’ demi nama baik Putri Candrawathi.

Dengan demikian pelan tapi pasti, langkah demi langkah, satu per satu, tetak bengek yang melingkupi kasus kematian Brigadir Joshua telah fokus pada pembunuhan berencana.

Kotak pandora misteri penembakan Brigadir Joshua telah terbuka walau konstruksi bangunan cerita penembakan masih belum rampung secara utuh untuk bisa diperlihatkan kepada publik. Puzzle itu masih menguras energi dan waktu para penyidik untuk menyingkap beberapa kepingan yang masih samar. 

Yang pertama adalah konstruksi bangunan motif yang melatarbelakangi Ferdy Sambo merencanakan pembunuhan Brigadir Joshua. Ibarat sebuah gedung bangunan, motif merupakan pondasi dari konstruksi bangunan tersebut. 

Beberapa pendapat menjelaskan bahwa motif tidak diperlukan lagi karena Ferdy Sambo sudah ditetapkan sebagai tersangka sekaligus mastermind penembakan Brigadir Joshua. Namun hal ini perlu dijelaskan agar runut cerita dapat dipertanggungjawabkan di pengadilan kelak.

Bukan hanya sekedar dikatakan bahwa motifnya dipicu marah dan emosi setelah mendapat laporan istrinya yang telah mengalami tindakan yang melukai harkat dan martabat keluarga di Magelang yang dilakukan almarhum Brigadir Josua. 

Apakah level bintang dua hanya sebegitunya? Tak mampukah mengendalikan emosi, amarah dan logika setelah sekian waktu mental dan psikologinya tertempa pendidikan dan pengalaman? 

Menariknya, Mahfud MD dalam penjelasannya kepada wartawan, Selasa, 9/8/2022, mengatakan bahwa motif tersebut hanya boleh didengar oleh orang dewasa. Opini publik pun entah kemana-mana jadinya.

Yang kedua adalah perihal Putri Candrawathi yang oleh Patra M. Zein dikatakan telah melaporkan kejadian pelecehan tersebut namun ketika dimintai keterangan oleh LPSK dan Komnas HAM mendadak dikabarkan syok berat, hanya berada dikamar, terus menangis dan belum siap ketemu orang lain. 

Lho, piye? Okelah itu dulu ketika skenario awalnya belum terganggu. Namun saat ini keterangan istri Ferdy Sambo sangat diperlukan untuk melengkapi konstruksi hukum penanganan kasus.


Kedua kepingan diatas harus mampu dijelaskan dengan baik sehingga menjadi penopang kuat konstruksi bangunan penanganan kasus penembakan Brigadir Joshua. 

Jika tidak akan menjadi isu liar. Sebulan lebih setelah kejadian dan penanganan secara scientific crime investigation yang masih belum terkonstruksi baik, memunculkan beragam opini dan analisis sampai ke tingkat warung kopi dan warung tuak. 

Motif pembunuhan yang ‘hanya bisa didengar oleh orang dewasa’ serta Putri Candrawathi yang seolah diam mematung hanyut dalam trauma beratnya, menambah bahan analisis ‘pakar’ di lapo-lapo tuak. Sudah terlanjur berkembang, mulai dari isu perselingkuhan, judi bahkan dikaitkan dengan jaringan narkoba yang harus menumbalkan Brigadir Joshua. 

Polri wajib meredam isu yang semakin beringas ini agar nama baik institusi terjaga. Belum lagi para kuasa hukum yang sering mengemukakan pendapatnya dan terkadang membuat jengkel Tim Penyidik. Singkat kata, semakin cepat bangunan konstruksi dirampungkan semakin cepat meredam isu dan opini liar publik.

Sejak penetapan Ferdy Sambo sebagai tersangka, Selasa lalu, pikiran rasional kita digiring seakan drama ini akan selesai tiga atau empat hari lagi. Ternyata logika awam kita kembali dipermainkan Sampai hari ini, episode terakhir masih belum kelar. Pararel dengan perjalanan drama kasus ini, kita tetap berharap bahwa kita tidak sedang menonton sinetron Ikatan Cinta jilid II.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun