Musik sesuatu yang indah didengar, memberi kebahagiaan tersendiri dan sebagai penghibur di saat kondisi lagi galau. Terkadang irama musik tanpa didampingi lagu sudah enak terdengar. Misalkan saja musik instrumental latin. Tiada penyanyinya, namun hentakan lagunya bisa membuat pendengarnya ikut menari.
Sejarah perjalanan terciptanya arus musik latin yang merupakan akibat dari kegiatan kolonisasi dari daerah latin Eropa yang mengekspansi wilayah benua Amerika sehingga menyebabkan terjadinya proses akulturasi dan asimilasi budaya Eropa seperti Spanyol, Prancis, dan Portugis yang bercampur baur dan membentuk suatu bangsa baru yang dikenal sebagai bangsa mestizo yang berbahasa Spanyol dan bangsa Brasilieros yang berbahasa Portugis.Â
Perubahan masif ini terus terjadi di seantero benua Amerika hingga kemunculan negara Amerika Serikat yang mengambil peran penting dalam perkembangan industri musik.
Untuk itulah seorang Rudy Octave yang telah menjalani karirnya selama 35 tahun sebagai seorang musisi, arranger, produser, dan pianis telah membawanya kedalam suatu ide dan konsep yang berhasil melahirkan sebuah buku yang berjudul "Indonesia Darurat Irama"
Perkembangan industri musik pada era kebangkitan negara Amerika Serikat turut serta berdampak pada pertumbuhan musik latin seiring dengan eksodus masif para musisi dari selatan benua Amerika menuju kawasan Amerika Serikat yang terlihat lebih menjanjikan.
Musik latin tercatat pernah merajai tampuk tertinggi musik populer hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia dan memberikan pengaruh yang cukup besar bagi para musisi tanah air.
Buku "Indonesia Darurat Irama", Rudy Octave berhasil mengidentifikasi dan mendata ragam irama musik latin yang berjumlah 161 jenis irama yang tertuang di dalam tabel yang tersaji lengkap dengan tahun dan asal usul sejarahnya.
Menurutnya, irama merupakan suatu penemuan seni yang sangat penting dalam sebuah pengkaryaan seni musik budaya, dimana irama dapat mendorong perkembangan musik menjadi semakin maju dan alunan musik menjadi lebih luas pengertian dan dampaknya yang melahirkan suatu gerakan koreografi tari dengan pakem yang khas dan pasti, yang dapat diikuti oleh semua orang dengan gerakan yang sesuai.
Hal ini juga menjadikan irama pada seni musik dapat lebih dinikmati, memiliki makna mendalam, dan dapat dipelajari dengan mudah.
Rudy Octave menganggap bahwa proses tersebut tidak akan berhasil jika irama-irama tadi tidak memiliki nama sehingga orang akan kesulitan dalam mengidentifikasi, menyebut, memanggil, dan mengkomunikasikan jenis musik tersebut.
Nama irama-irama harus terdokumentasi dan disosialisasikan dengan baik, yang dalam perjalanannya secara otomatis akan menciptakan suatu struktur tari sosial atau social dance menjadi mudah memasyarakat.
Hal ini pula akan turut serta mengangkat budaya serta daerah dari mana irama tersebut berasal dan secara otomatis pula akan menjadi identitas daerah dan bangsa dimana irama tersebut berasal. Sebagai contoh pada irama musik latin kita mengenal irama salsa dengan tarian salsa, irama bolero dengan tarian bolero, irama samba dengan tarian samba, dan irama tango dengan tarian tango.
Tepat di hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2024 Rudy Octave me-Launching  Buku "Indonesia Darurat Irama"yang ditulisnya. Turut hadir beberapa musisi seperti Candra Darusman, Tamam Husein (musisi jazz legendaris) dan musisi lainnya.
Sebagai musisi , pencipta lagu dan penata music Candra Darusman sangat mendukung buku yang ditulis oleh Rudy Octave "Indonesia Darurat Irama"
"Ada tambang emas, pengetahuan Indonesia yang digali oleh Rudi Octave dan bisa menjadi acuan untuk seniman, mahasiswa yang tertarik di bidang seni dan tentunya kita semua patut mendukung untuk kegerakan seni yang telah dilakukan oleh Mas Rudi", ungkap Candra Darusman.
Ditengah launching buku  Rudy Octave menampilkan sajian penampilan budaya tradisi Indonesia yang dikolaborasikan dengan irama latin pada lagu daerah dari suku Dayak Kanayatn, Kalimantan Barat yang berjudul "Lenggon" yang dibawakan oleh Laskar Dayak, serta lagu "Rahwana Gandrung" yang berasal dari suku Sunda, Jawa Barat yang dibawakan oleh Ki Dalang Bubun Subandara.
Kedua lagu tersebut disajikan oleh Rudy Octave dengan menggunakan irama Ska yang merupakan salah satu dari sekian banyak irama musik latin yang terkenal di seluruh dunia.
Melalui acara ini harapannya menyadarkan kita bahwa di Indonesia yang memiliki ratusan bahkan ribuan corak suku bangsa dan budaya dengan ragam alat musik tradisional yang tak terhitung pula jumlahnya, ternyata hampir tidak memiliki pencatatan secara baku tentang irama asli yang secara otentik dimiliki oleh Nusantara.
Dan tentunya semakin banyak kita yang menyadari bahwa irama musik Indonesia dari Sabang- Merauke itu banyak, dan tugas kita lebih dalam untuk menggali dan mengenali (D/s)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H