Kompasianer,
Berasa gak sih kalau iklim sekarang ini tidak bisa ditebak. Saya ingat dulu ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) guru mengajarkan untuk menandai datangnya bulan hujan itu adanya di bulan yang berakhiran dengan er. Mulai dari September-Desember. Â Dimana kita harus menyediakan ember.
Walaupun ini hanya sekedar cerita lelucon kenyataannya berpuluh tahun selama saya berpijak di bumi Pertiwi ini memang hujan itu datangnya di bulan tersebut. Kalaupun diteruskan sampai Januari, tetapi juga tidak full hujan sepanjang bulan.
Namun sekarang, dari tahun lalu hingga kini iklim cuaca tidak bisa ditebak. Bulan Juni ini seharusnya bulan dengan iklim panas, namun kenyataannya, siang panas terik, sore hujan deras. Begitupun ketika bulan puasa. Dimana biasanya udara panas terik, tetapi hujan seringkali hadir. Bahkan sampai banjir.
Apakah ini tandanya bumi ini sudah tua, makanya banyak perubahan? bisa jadi.
Saya masih ingat di masa kecil orangtua dalam memasak memakai kayu bakar . Tidak saja untuk memasak yang ringan seperti lauk dan sayur, masak besar seperti rendang dan ketupat ketan yang membutuhkan waktu lamapun dimasak dengan kayu bakar. Rasanya nikmat sekali. Hal ini belasan tahun ibu lakukan. Sampai akhirnya beralih ke kompor minyak tanah.
Transisi Energi
Saat terjadinya perubahan transisi energi dari minyak tanah ke gas terus terang ibu saya sesungguhnya ada rasa tidak nyaman. Selain sudah terbiasa dengan cara tradisional tentunya lebih hemat. Namun hal ini tidak berlangsung lama, selain keberadaan minyak tanah sudah mulai langka, penggunaan gas lebih praktis.
Pengertian Transisi Energi adalah proses perubahan dari penggunaan sumber energi fosil (seperti batu bara, minyak, dan gas alam) menuju penggunaan sumber energi yang lebih bersih, terbarukan, dan berkelanjutan (seperti energi matahari, angin, air, dan biomassa). Proses ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, mengurangi ketergantungan pada sumber daya yang tidak dapat diperbarui, dan mengatasi tantangan perubahan iklim.
Transisi energi adalah langkah penting dalam upaya global untuk mengatasi perubahan iklim dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Ini bukan hanya tentang menggantikan sumber energi yang kita gunakan, tetapi juga tentang mengubah cara kita memproduksi, mendistribusikan, dan mengonsumsi energi secara keseluruhan.
Adanya perubahan ini tentunya peran perempuan sebagai garda terdepan dalam keluarga perlu di dukung. Selama proses perubahan ini perempuan berperan penting dalam upaya global mencapai keberlanjutan energi dan mengatasi perubahan iklim. Jika sebelumnya  perempuan bertanggungjawab dalam penggunaan energi di rumahtangga, maka kini perempuanpun dilibatkan dalam pengambilan keputusan energi terbarukan.
Energi berkelanjutan bisa dilakukan dengan energi angin, biomasa dan matahari. Nah untuk itu perempuan bisa bergerak dari berbagai sektor, semisal:
Memperkenalkan Program Panel Surya yang memberikan banyak manfaat :
Penghematan Biaya Energi
Penggunaan panel surya dapat mengurangi biaya listrik bagi rumah tangga dan bisnis. Setelah instalasi awal, energi matahari yang dihasilkan oleh panel surya adalah gratis.
Peningkatan Akses Energi di Daerah Terpencil
Panel surya dapat memberikan solusi energi bagi daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik konvensional. Di wilayah pedesaan atau terpencil, di mana infrastruktur listrik mungkin belum tersedia, panel surya dapat menyediakan sumber energi yang andal dan mandiri.
Pengurangan Emisi Karbon dan Dampak Lingkungan
Energi yang dihasilkan dari panel surya adalah bersih dan tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca. Dengan beralih ke energi surya, masyarakat dapat berkontribusi dalam mengurangi jejak karbon dan dampak negatif terhadap lingkungan. Ini penting untuk mengatasi perubahan iklim dan menjaga kelestarian alam bagi generasi mendatang.
Peningkatan Ketahanan Energi
Dengan mengadopsi energi surya, masyarakat menjadi lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan energinya dan kurang bergantung pada sumber energi fosil yang terbatas dan fluktuasi harga bahan bakar. Ketahanan energi ini penting dalam menghadapi krisis energi dan menjaga stabilitas pasokan listrik.
Dengan adanya pemberdayaan perempuan dan tentunya dukungan  dalam transisi energi ini tentunya diharapkan perubahan lebih cepat menuju masa depan berkelanjutan dan adil untuk semua.
Hal lain yang bisa dilakukan Perempuan mensosialisasikan penggunaan energi biogas dari kotoran ternak menjadi bahan bakar kompor. Wow luar biasa ya! Selain lebih hemat tentunya juga membantu usaha peternakan.
Untuk mencapai transisi energi adil ini perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak. OXFAM termasuk yang memberikan dukungan ini.
OXFAM adalah konfederasi internasional berkolaborasi dengan lebih dari 90 negara untuk mengatasi kemiskinan, ketidakadilan, dan ketidaksetaraan global.
Siapapun kita, mari kita dukung Peran Perempuan dalam Transisi Energi Berkelanjutan. Adanya Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi solusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H