Lebih mengejutkan lagi sifat kepoh netizen alias pengen tahu merembet ke pekerjaan ayahnya Mario. Gaya hedon alias menunjukkan kemewahan ditelusuri. Jabatan Rafael ayah Mario tidak sebanding dengan kekayaannya. Kekayaan Rafael sangat menyolok. Hebatnya nih netizen bisa loh menelusuri begitu banyak kekayaan Rafael. Termasuk juga dengan tas-tas mewah mamanya Mario. Yang semula diakui tidak semua barang asli. Lebih banyak yang KW alias palsu. Tapi apa iya-ya, he...he...he...
Ternyata Oh Ternyata
KPK lebih pintar caranya. Harta Rafael di geledah dan tas-tas yang katanya KW juga dijadikan barang bukti. Uhuiiii, keren banget nih netizen bisa loh menggulingkan Rafael hingga akhirnya divonis menjadi tahanan KPK.
Sehebat Itukah Netizen?
The Power of Netizen alias Kekuatan Netizen itu mampu menggulingkan posisi seseorang. Termasuk dengan kasus Sambo. Aku termasuk yang awalnya memandang kasus Sambo biasa saja. Dimana terjadi tembak menembak di rumah polisi dan korbannya anak buahnya yaitu Brigader J. Namun menjadi menarik beritanya ketika netizen mengungkapkan banyak fakta kejanggalan. Hebatnya netizen itu dapat informasi yang begitu banyak tentang Sambo dan keluarganya, Joshua dan keluarganya. Semua informasinya lengkap.
Netizen,
Bergeraknya tidak sendiri tapi banyak dari berbagai penjuru. Yang aku amati rata-rata yang disampaikan netizen itu benar apa adanya, bukan untuk mencari kepopuleran.  Dan tujuannya adalah untuk mencari keadilan pada korban dengan cara menyampaikan kebenaran. Kalau dipikir-pikir apa untungnya netizen melakukan itu semua. Berita viral tetapi untung secara materi nampaknya tidak ada, bahkan menurutku kemungkinan nyawa menjadi taruhannya.Â
Sikap keberanian netizen ini tentunya membuat gerah banyak pihak, apalagi jika dikuliti. Bayangkan saja dengan gamblangnya netizen bisa menyebutkan sumber harta, kondisi rumahtangga sampai keburukan yang dilakukan. Gilanya lagi netizen gerak cepat menggiring masalah agar segera ditangani. Nah, walaupun sudah ditangani, netizen tidak membiarkan begitu saja. Di giring sampai tuntas dalam berbagai kasus siapa yang salah harus di hukum.Â
Siapa yang bisa mengendalikan gerakan cepat alias gercapnya netizen ketika memviralkan sebuah kasus? Menurut kompasianer sebaiknya netizen itu dijadikan musuh atau kawan ya?