"Oi bang denger gak gue ngomong dari tadi ya elu pindah disamping gue. Tetapi ini barang elu tempel ke gue hah?!", saya kalap teriak dan spontan tampar itu pipi pria. Wajah si pria itu memerah. Gaduh di kereta, ada yang tanya ada apa, ada apa.
"Itu laki barangnya di tempel ke gue. Otaknya dimana? dasar biadab!", entah karena sudah malu itu pria langsung lompat turun di stasiun Tebet. Jujur saat itu yang namanya malu sudah dihilangkan. Bahkan berpikir ya kalau malu, malu saja sekalian.
Pelecehan Seksual, Harus Bagaimana?
Beralihnya kereta ekonomi ke Commuterline tidak serta merta menghentikan pelaku pelecehan seksual berhenti. Memang tidak sebanyak di zaman kereta ekonomi tetapi tetap saja ada.
Umumnya yang jadi korban adalah wanita oleh pria. Seingat saya belum pernah ada korbannya pria yang dilakukan oleh pria. Beberapa saran untuk menghindari terjadinya pelecehan sekssual:
Naik di Gerbong Wanita
Ini relatif lebih aman, sepadat-padatnya di gerbong ini jauh lebih aman. Memang harus diakui lebih nyaman di gerbong bersama (gerbong umum, pria-wanita bisa masuk) karena kalau disini biasanya di jam padat wanita masih bisa masuk, pria memberi celah untuk wanita masuk.
Beda dengan gerbong wanita yang ego. Mereka bertahan diri tidak mau geser agar orang lain tidak masuk. Dan kalau di gerbong bersama kesempatan wanita untuk dapat duduk lebih ada. Pria yang duduk lebih banyak mengalah memberi tempat duduk pada wanita yang diri.
Naik di Gerbong Umum
Nah, ini dia berarti penumpang wanita akan bertemu dengan penumpang pria yang kita tidak tahu diantara pria dalam gerbong itu ada punya kelainan seks gak sehingga condong bisa melakukan pelecehan seksual. Jadi yang perlu dipersiapkan wanita adalah:
Sopan berpakaian
Jangan pakai baju sexy, ketat atau rokok ketat diatas dengkul. Ini tentunya akan mengundang banyak mata mengarah ke Anda.