Saat kami berkeliling...
Ada pemandangan yang cukup eye cathing yaitu tempat tidur kecil (seperti tempat bayi) lengkap dengan guling dan bantalnya. Nah ini adalah tempat Embah Raden Suna Kencana Winata. Dia adalah raja terakhir kerajaan Pajajaran anak dari Prabusiliwangi. Â Di percaya sudah muslim banyak melindungi orang-orang Chines. Jadi banyak juga Chines muslim yang berdo'a minta rejeki di tempat ini.Â
Di Sin Tek Bio yang dikenal sebagai Vihara Dharma Jaya ini memiliki banyak tempatpatung  dewa yang diyakini oleh ummat Budha ataupun Kong Hu Cu saat berdo'a disana memberikan rejeki. Ada SAN PAO TA REN, SHOU SIAN KONG, KONG CHO MI LIK FU dan masih banyak lagi.Â
Gereja Ayam
Dan jelajah terakhir kami adalah gereja ayam yang terletak jalan Samanhudi 12 Pasar Baru Jakarta Pusat. Seru nih perjalanan dari wihara ke gereja ayam. Kami lewat dalam pasar yang jualan ayam, sayur, ikan. Kotor dan aroma bau pasar?! itu asiknya. Namanya juga jelajah ya. Jarak tempuhnya juga hanya 10 menit kok.
Sampai disana saya bertemu dengan Ibu Oci dan Pak Roy pengurus gereja. Diceritakan Bu Oci mengapa namanya gereja ayam? Ada sejarahnya. Gereja aliran GPIB (Gereja Protestan Indonesia Barat)ini memiliki simbol ayam diatasnya. Ayam itu bermakna sebagai mata angin. Dimana zaman dulu salah satu murid Yesus yang bernama Petrus 3x menyangkal Tuhan Yesus.Â
 "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada hari ini, malam ini juga, sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali", kata Yesus pada Petrus.
Itulah mengapa dinamakan gereja ayam. Padahal nama sebenarnya adalah gereja GPIB PNIEL. Gereja ini dibangun oleh arsitek Belanda yang juga membangun gereja Immanuel yang berada di depan stasiun Gambir. Sejarahnya dulu gereja Immanuel diperuntukkan untuk para bangsawan sementara PNIEL untuk menengah ke bawah.Â