Memang agama ini tidak ada di Indonesia, pada saat pengisian identitas agama seperti Pak Ade misalnya memakai kolom agama Hindu. Namun walaupun demikian keberadaan Sikh Temple di Indonesia tepatnya yang berlokasi di Pasar Baru sudah ada sejak tahub 1955, jadi sudah 68 tahun.
Saat kami kesana sedang ada yang berdo'a. Mungkin kalau di muslim itu ustad yang sedang khusuk berdo'a. Beruntung kami diijinkan untuk boleh masuk melihat dan mengabadikan. Tapi tentunya wajib keep silent ya.
Oh ya, menurut Pak Ade siapun dari suku dan agama apa saja boleh datang ke Sikh Temple namun diharapkan bisa membaca do'a yang ditulis dari bahasa sansekerta (sepertinya) dan disanapun tersedia kotak persembahan dimana setiap mereka yang selesai berdo'a bisa memasukan uang kedalamnya. Namun kembali lagi ini tidak wajib ya. Hampir sama ya dengan Kristen ada kotak persembahan. Namun bedanya, ummat Kristen saat berdo'a kantong persembahan diedarkan .
Istimewanya saat kami kesana di dapur Sikh Temple sedang ada proses masak memasak. Dimana semua ummat / jema'ah yang hadir diberikan makan gratis. Oh ya disini masakannya vegetarian ya kompasianer. Seperti bubur kacang hijau. Kalau kita kan menikmati dengan gula merah dan santan ya. Nah disana bubur kacang hijau di masak di panci besar yang ditambah dengan bumbu rempah- rempah yang beraneka ragam dan ada bawang bombaynya. Sepertinya enak nih...
Wihara Sin Tek BioÂ
Selesai dari Sikh Temple kami berlanjut dengan jalan kaki saja menuju Wihara Sin Tek Bio yang berada di Pasar Baru Dalam Pasar No 146. Menyusuri gang sempit yang hanya muat jalannya satu orangnya saja berjejer ke belakang. Nampaknya Kak Ira Latief hapal banget jalan tikus menuju ke wihara. Samping kiri kanan ada yang berjualan cemilan seperti cakwe dan kue bantal, rumah penduduk. Jalan pintas memang menguntungkan. Walaupun sempit tapi jarak tempuh jalan kaki dari Sikh Temple ke Wihara Sin Tek Bio hanya 15 menitan.
Tentang wihara ini berdiri sejak 1698, wow....sudah berabad-abad ya. Saat kami kesana wihara ini masih terawat rapi dan disana kebetulan sedang ada yang sembayang dengan menyalakan dupa. Disini Kak Ira menjelaskan ada beberapa lilin yang besar. Lilin ini sebagai bentuk ungkapan terimakasih seseorang yang telah berhasil dalam "doa"nya di wihara. Harga dari lilin itu berjuta-juta loh. Semakin besar semakin mahal bahkan ada yang sampai 40 juta-an. Cek...cek...cek... dan diberikan nama pada lilin tersebut sesuai dengan memberi.