Mohon tunggu...
Dennise Sihombing
Dennise Sihombing Mohon Tunggu... Administrasi - Fulltime Blogger

Panggil saya Dennise.Saya ibu dari Rachelle & Immanuelle.Saya suka berkhayal kadang yang agak nyeleneh,he...he...he...for info contact me: dennisesihombing@gmail.com WA : 087874482128

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ahok "Akan" Cerai, Mengapa Kepo?

13 Januari 2018   11:19 Diperbarui: 13 Januari 2018   13:42 2382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:pixabay.com/ Vero dan si sulung

Dari sisi PRIA ini alasannya

  • Istri egois mau menang sendiri
  • Istri tidak menghargai suami
  • Istri punya PIL
  • Istri galak dan kasar

Pengalaman saya ketika ngobrol dengan seorang istri yang menggugat suami untuk bercerai , dia nasrani

"Aku mau cerai dengan suamiku sudah selingkuh di depan mata mukul lagi", ucap Eliz menggebu-gebu

"Memang tidak bisa didamaikan lagi? !"

"Aduh Dennise coba deh kamu jadi aku. Punya suami selingkuh berulangkali terus mukul. Kamu kuat,bertahan?!"

"Tetapi apa yang dupersatukan Tuhan tidak boleh dipisahkan kecuali maut!", ucapku hati-hati takut tersinggung

"Aku tahu itu. Tetapi aku tidak kuat. Biarlah aku berdosa dihadapan Tuhan tetapi Tuhan tahu kok bahwa selama jadi istri aku tidak pernah selingkuh dan tetap melayani suami"

Cerita diatas memang miris. Suami sudah selingkuh di depan mata KDRT lagi. Sebagai teman saya bisa merasakan hancurnya hati. Dan saya tidak bisa menghakimi. Saya orang luar yang tidak berhak menghakimi. Toh yang menjalankan adalah teman saya.

Lain lagi cerita Lukas teman SMA. Saya baru tahu bahwa dirinya mau menggugat istrinya Sarah,

" Elu mau selingkuh ya?!", tebakku asal

"Enak saja. Gue terpaksa cerai karena istri gue keras kepala maunya karier dan tidak mau urus anak. 2 anak dibesarkan sama baby sister. Terus pulang kerja paling cepat jam 12 malam. Kalau ditanya emang gak boleh hangout sama teman-teman? Gue gak larang istri hangout tetapi'kan tidak tiap hari juga. Mungkin karena anak metropolitan terus kaya dari orangtuanya jadi belagu dan tidak penting keluarga. Elu bayangin anak-anak lebih dekat ke gue dan baby sitter daripada dia. Parah'kan?!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun