[caption caption="ilustrasi. Sumber Gambar: suara-tamiang.com"][/caption]Guru adalah orang yang memberikan pendidikan kepada kita semua mulai dari playgroup, TK sampai kita di jenjang SMA/MA, itu sebuah profesi yang mulia. Bahkan guru mempunyai mempunyai predikat sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Namun dalam kenyataannya kesejahteraan para guru masih sangat memperihatinkan. Mungkin bagi guru yang sudah menjadi PNS ataupun sudah mendapat Sertifikasi itu sudah dapat di katakan berkecukupan. Tapi coba lihat guru-guru yang belum mendapatkan itu semua, hidup mereka sangat pas-passan, kecuali mereka mempunyai usaha lain di rumahnya yang dapat sedikit membantu kehidupanya sehari-hari.
Banyak sekali realita di luar sana yang menunjukkan bahwa dengan gaji rendah itu dapat menjadikan seorang guru menjadi patah semangat dalam pengajarannya. Ini juga yang saya amati, saat saya datang ke acara pernikahan kakak tingkat waktu di perkuliahan dulu, saat itu saya bertanya, “sekarang ngajar dimana mas ?” kemudian dia menjawab, “saya sekarang kerja dipabrik”, dengan kagetnya kemudian saya balik bertanya lagi, “loh, kok kerja di pabrik mas ? kenapa tidak ngajar ?” kemudian dia menjawab, “kalau masih awal-awal ngajar gajinya kecil, gak cukup untuk mencukupi kehidupan keluarga sehari-hari”. Dari situ saya berfikir bahwasannya lagi-lagi karena kesejahteraan guru di lingkup gaji yang menjadikan guru patah semangat dalam mengajar. Seharusnya semua pihak harus mampu memikirkan dan memecahkan masalah tersebut.
Ini bukan masalah kecil, tapi ini adalah masalah besar bagi kita semua. Coba bayangkan, bagaimana seandainya kalau generasi muda sekarang tidak ada niatan untuk menjadi guru sebelum dia menjadi PNS ? bagaimana seandainya dengan adanya niatan tersebut terus kemudian tenaga pendidik di negara ini menjadi kurang ? bagaimana seandainya kalau pengajaran yang di lakukan oleh pendidik kita tersebut tanpa adanya semangat mengajar karena adanya faktor di atas ? kemudian dari beberapa pengandaian tersebut timbul pertanyaan besar dari fikiran saya yang sangat real di kehidupan sekarang, bagaimana nasib siswa-siswi atau putra putri kita yang mendapatkan pendidikan dari guru yang tidak profesional dalam pengajaran ?
Sesungguhnya dari buku Dr. H. M. Sulthon, M.Pd mengatakan bahwa kunci dari seorang guru yang profesional adalah adanya semangat mengajar dari guru itu sendiri. Namun Kita tidak pernah tau apakah guru yang sudah PNS atau sudah mendapat sertifikasi tersebut dapat di katakan profesional atau tidak. Karena profesional atau tidaknya tidak harus dilihat dari apakah dia sudah PNS atau sudah mendapat sertifikasi, namun profesional hanya bisa di lihat dari bagaimana guru tersebut melakukan pembelajaran di dalam kelas. Seperti penggunaan strategi atau metode pembelajaraan dan penggunaan media pembelajaran. Itu hanya sebagian kecil dari sebuah unsur yang ada dalam pembelajaran. Karena masih banyak lagi keterampilan-keterampilan yang harus di kuasai oleh guru dalam melakukan pembelajaran.
Sudah jelas pula gambaran tugas profesional guru berdasarkan UU No. 14/2005 tentang guru dan dosen, antara lain yang sudah di tegaskan dalam bab IV pasal 10 yang berbunyi, bahwa kompetensi guru meliputi:
Kompetensi pedagogik
Kompetensi kepribadian
Kompetensi sosial
Kompetensi profesional
Kemudian bagaimana cara membangun semangat guru supaya menjadi guru yang profesional tanpa memikirkan berbagai hal yang dapat menjadikan guru tersebut kurang profesional ?
Tentu saja semua tugas yang di lakukan guru untuk menjadi profesional membutuhkan perhatian dan konsentrasi yang sangat khusus dari berbagai pihak yang terkait, terutama dari kepala sekolah yang menjadi pimpinan yang mengatur semua manajemen di sekolah, termasuk manajemen kepegawaian yang menyangkut pengembangan guru supaya menjadi profesional.
Untuk itu di perlukan adanya pemberian pembinaan strategi dan metode pembelajaran dari kepala sekolah untuk tenaga pendidiknya yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswa di sekolah. Dengan begitu guru akan mempunyai latar belakang keilmuan yang memadai dan aktual.
Dengan begitu guru akan terpacu untuk mengembangkan berbagai strategi ataupun metode yang di dapatnya dengan sebaik mungkin. Karena kekreatifan guru juga tidak kalah penting dalam sebuah pembelajaran. Jadi Kalau guru sudah mempunyai sikap kreatifan, maka sudah pasti guru akan mempunyai semangat untuk mengembangkan kekreatifannya tersebut untuk menjadi guru yang profesional.
Supaya guru di masa mendatang selalu di cintai oleh semua siswa agar apa yang di sampaikan dan di ajarkan guru dapat di terima baik dan bermanfaat bagi siswa. Dan yang tidak kalah penting supaya tidak ada lagi yang namanya Guru Killer yang dianggap menakutkan bagi siswa yang menyebabkan susahnya siswa menagkap materi yang di sampaikan guru.
Oleh karenanya semangat guru merupakan tuntutan keprofesionalan yang harus dimiliki oleh setiap guru. Tanpa adanya semangat mengajar yang tinggi, maka guru tidak akan menjalankan tugas keprofesionalannya dengan baik. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai pemimpin mempunyai kewajiban untuk mengembangkan semangat mengajar guru supaya di dalam diri setiap guru tumbuh rasa ingin mengajar yang tinggi untuk menjadikan pendidikan di Indonesia ini menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H