Industri pariwisata memegang peranan penting dalam memajukan desa dan meningkatkan perekonomian sekitar. Hal ini memerlukan pengelolaan dan manajemen Sumber Daya Manusia yang baik, terutama bagi desa yang memiliki potensi wisata besar. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) terlibat aktif dalam upaya pengembangan Desa Wisata Mangrove Bleberan di Padukuhan Bleberan, Kelurahan Banaran, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewah Yogyakarta.
Melalui bimbingan berkelanjutan, mahasiswa KKN 103 UMY bekerja sama dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, untuk memberikan pelatihan dan sosialisasi yang bertujuan untuk meningkatkan promosi dan pengelolaan destinasi wisata berbasis alam, termasuk media sosial sebagai sarana promosi yang efektif. Tema yang berjudul "Kebangkitan Ekonomi dan Ekosistem Lingkungan" melakukan kegiatan untuk meningkatkan Industri Pariwisata di Padukuhan Bleberan serta memelihara Ekosistem Perairan dengan membuka dan mengembangkan potensi Desa Wisata sehingga Perekonomian yang sudah berjalan di Sekitar Desa Wisata menjadi lebih ramai di kunjungi wisatawan baik lokal maupun Manca Negara.
Peran krusial Industri Pariwisata membutuhkan peran yang sangat penting bagi sebuah Desa untuk memajukan nama desa dan juga meningkatkan perekonomian di sekitar Tempat Wisata, maka dari itu membutuhkan pengelolaan dan Manajemen Sumber Daya Manusia yang ada. Pengetahuan yang dimiliki oleh Pengelola Desa Wisata menjadi landasan awal untuk meningkatkan potensi ramai di kunjungi banyak wisatawan, Bimbingan yang berkelanjutan di anggap penting bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dengan melakukan pengabdian Masyarakat di Padukuhan Bleberan, Kelurahan Banaran, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Potensi yang dimiliki oleh Desa Wisata Mangrove Bleberan memiliki banyak lokasi menarik seperti para wisatawan dapat menaiki Perahu motor untuk menuju ke Pulau yang telah di tanami pohon Mangrove sehingga para wisatawan dapat menikmati keindahan pulau dan angin yang berhembus kencang. Wisatawan yang tidak ingin menaiki perahu dapat melihat pemandangan dari sekitar Dermaga untuk menikmati sunset di sore hari ketika matahari sudah terbenam dan ketika Jembatan Pandansimo selesai dalam masa pembangunan, wisatawan dapat menikmati keindahan alam dengan melihat kendaraan yang melintasi jembatan tersebut sembari meningkati minuman dan makanan ringan yang di jual oleh Masyarakat sekitar.
Kemampuan Potensi Desa Wisata Mangrove Bleberan menjadi wadah yang kuat bagi Masyarakat sekitar Desa Wisata, hal tersebut dikatakan oleh Dosen dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Ibu Prof Erni Poedjirahajoe dari Fakultas Kehutanan UGM yang berkunjung pada 4 September 2024 dalam rangka memaparkan hasil Penelitian yang dilakukan oleh Laboratorium Ekologi Hutan UGM.
" Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan di Lab Ekologi Kehutanan UGM, kami menemukan bahwa potensi Desa Wisata Mangrove Bleberan merupakan wadah yang kuat bagi Masyarakat setempat karena terdapat keindahan alam berupa Mangrove dan Kali Progo yang sangat luas. Kami menemukan bahwa air yang terdapat di Desa Wisata tersebut masih sangat layak untuk dijadikan sebagai desa wisata. Namun, saya menyarankan untuk tidak menggunakan perahu motor karena dapat menyebabkan menurunnya Ph air yang berdampak pada Ikan yang tinggal di Kali tersebut dan dapat mencemari udara. Kami menyarankan untuk menggunakan perahu dayung agar Flora dan Fauna yang tinggal di Kali tersebut tidak tercemar dan Udara yang ada di sekitar desa wisata menjadi bersih, selain itu kami juga menyarankan untuk mengadakan tempat parkir yang tidak terlalu jauh dari Desa Wisata agar Lansia yang berkunjung ke desa tersebut tidak mudah lelah dalam perjalanan.
Pelatihan dan Sosialisasi bagi Pokdarwis dan pengelola Desa Wisata Mangrove Bleberan di fasilitasi oleh Farrel dan tim guna meningkatkan Potensi Desa Wisata dari segi fasilitas dan Promosi yang dilakukan di Media Sosial. Pelatihan dan Sosialisasi bekerjasama oleh Ketua Pokdarwis sekaligus Pengelola Desa Wisata Wirokerten yang berada di Banguntapan, Bantul. Hal tersebut bertujuan agar Desa Wisata Mangrove Bleberan menjadi desa wisata yang di datangi banyak orang dengan memanfaatkan media sosial sebagai media promosi dan menyebarkan berita informasi.
"Desa Wisata Mangrove Bleberan sangat berpotensi menjadi Desa Wisata karena terdapat banyak lokasi menarik, saya menyarankan untuk menambahkan lokasi mancing, bebek -- bebekan, dll. desa wisata yang saya kelola juga dulu merupakan desa wisata yang tidak banyak orang tahu pada tahun 2021, namun pada tahun ini Alhamdulillah menjadi wadah baru bagi masyarakat lokal dan menjadi salah satu pemasukan utama bagi desa." Ujar Rivaldi Alan Saputra yang mengisi Workshop pada 30 Agustus 2024, beliau menjelaskan kepada Pokdarwis Bleberan dan beberapa Tokoh Masyarakat yang hadir pada pertemuan di malam itu bahwa Sumber Daya yang di kelola oleh Pokdarwis Bleberan sudah paham betul mengenai pengembangan Desa Wisata dengan memanfaatkan Media Sosial berupa Instagram dan Tiktok, namun Pemanfaatan tersebut harus di dampingi dengan narasi -- narasi menarik agar menarik minat pengunjung.
Pengabdian yang telah dilakukan oleh Mahasiswa KKN 103 UMY bertujuan untuk meningkatkan potensi Desa Wisata yang merupakan wadah yang kuat bagi Masyarakat sekitar dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada dengan mengadakan Plangisasi, Pembuatan Media Sosial, Membuat Narasi terkait Promosi Desa Wisata, dan mengadakan Workshop yang berguna bagi Pengelola Desa Wisata agar menjadi tempat yang ramai dikunjungi para Pengunjung.
Desa Wisata Mangrove Bleberan memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu destinasi unggulan yang ramai dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun manca negara. Kami berharap melalui kolaborasi antara masyarakat, mahasiswa, dan para ahli, pengelolaan Desa Wisata ini dapat terus ditingkatkan, terutama dalam hal manajemen sumber daya alam dan promosi digital.
Dengan adanya pelatihan berkelanjutan bagi Pokdarwis dan pengelola desa, serta penerapan konsep pariwisata berkelanjutan yang ramah lingkungan, Desa Wisata Mangrove Bleberan diharapkan dapat mengoptimalkan potensi alamnya tanpa merusak ekosistem yang ada. Penggunaan teknologi promosi seperti media sosial juga menjadi harapan besar agar Desa Wisata ini semakin dikenal luas, sehingga dapat memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat setempat.
Selain itu, peningkatan fasilitas wisata dan pelayanan yang lebih menyeluruh, seperti penyediaan area parkir yang ramah lansia dan penambahan wahana yang ramah lingkungan, diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan. Dengan demikian, Desa Wisata Mangrove Bleberan tidak hanya menjadi tempat rekreasi, tetapi juga menjadi model desa wisata yang mendukung pelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H