Mohon tunggu...
denmpoer .
denmpoer . Mohon Tunggu... -

daily cyclist, bambu apus Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Andai Piala Dunia Diadakan di Indonesia?

6 Juli 2010   04:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:04 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Tak salah rasanya kita sebagai bangsa Indonesia ingin merasakan bagaimana pada suatu saat menjadi Tuan RumahPiala Dunia Sepakbola yang hanya diadakan 4(empat) tahun sekali itu.

Pernah timbul pemikiran nakal dari penulis, apakah Bangsa Indonesia sudah begitu putus asakarena selalu tidak lolos dalam babak penyisihan di Zona Asia, sehingga salah satu jalan pintasnya adalah menjadi Tuan Rumah yang tentunya sekaligus akan menjadi salah satu peserta Piala Dunia.

Apakah ada yang salah dari pembinaan sepakbola Indonesia? Ah saya tidak mempunyai kewenangan untuk menilai. Sudah banyak pakar yang lebih hebat lebih ahli untuk menganalisa kesalahan apa yang mengakibatkan prestasi sepakbola indonesia selalu dalam taraf yang menyedihkan.

Kalau tidak salah, PSSI sudah mengajukan lamaran resmi ke FIFA untuk menjadi tuan rumah di tahun 2022, jadi masih ada waktu lebih dari 10 (sepuluh) tahun untuk mulai serius bersiap-siap.

Apakah cukup?

Tentunya bukan hanya keseriusan saja yang diperlukan tapi kerja keras dan dukungan dari semua pihak untuk mencapainya. Masih banyak permasalahan yang harus segera dibenahiyang bukan hanya dalam wacana dan rencana kerja tapi lebih kepada ACTION dan WILL untuk menyelesaikannya.

Masalah prasarana ; stadion yang memenuhi syarat, akses transportasi ( baik darat laut atau udara), hotel, mediadan yang paling penting adalah masalah keamanan karena dengan atau tidak kita sadaribelakangan ini masalah keamanan masih merupakan ganjalan yang selalu digembor-gemborkanpihak luar bahwa Indonesia adalah bukan tujuan yang nyaman dan nyaman, dengan isu terorisme yang mengglobal pastinya bukan hal sepele melainkan harus dipikirkan dan dicarikan jalan keluar mengatasinya.

Masalah prasarana harusnya bisa kita selesaikan tentunya, lagi-lagi, bukan hanyabagus dalam tahapan wacana dan rencana, tetapi lebih ke peng-implementasiannya. Seharusnya semua yang terlibat di dalamnya duduk bersama dan masing-masing berdebat memaparkandan mengkolaborasi semua rencana sehingga dalam tahap implementasi tidak terjadi tumpang tindihsehingga rencana-rencana tersebuttetap pada lajur yang benar.

Tentunya bukan hanya kerja keras saja tetapi juga dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Dimulai dari masa promosi sampai, jika,Indonesia berhasilditunjuk menjadi Tuan Rumah.

Mungkin sudah saatnya, pemerintah dan PSSI membuka lebar-lebar pintu kepada para pengusaha lokal atau lebih kepada ajakan yang saling menguntungkan. Saya pikir dengan cara seperti inibanyak pengusaha-pengusaha yangjuga GILA sepakbola akan berbondong-bondong menawarkan diri dan ikut berperan serta secara aktif dan bersama-sama dengan pemerintah bekerja keras untuk mencapai tujuan bersama yaitu ditunjuk menjadi Tuan Rumah Piala Dunia.

Porsi mana yang akan diberikan ke pengusaha dan porsi mana yang akan diolah oleh pemerintah dan PSSIsilahkan masing-masing duduk bersama dan berembug,bukanhanya permasalahan untung rugi yang dikedepankan tetapi lebih kepada sebuahkebanggaan bersama.

Biarlah nantinya masing-masing bekerja dalam porsi yang profesional dengan semua aturan dan kebijakan yang tidak memihak.Dengan segala tanggung jawab akan peran masig-masingmaka semua rencana bukan sebatas wacana saja, tetapi lebih kepada kebanggaan bersama sebagai Bangsa Indonesia.

Ya, pada akhirnya kita ternyata tidak cukup hanya berandai-andai. Mari kita dukung Indonesia menjadi Tuan Rumah Piala Dunia .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun