Semua orang mungkin sangat tau membuat kopi tubruk dengan menuangkan air panas ke bubuk kopi pada wadah cangkir, hanya saja tidak semua yang mengetahui perhitungan yang tepat untuk membuat kopi tubruk. Walau pun kopi tubruk sederhana dalam teknis penyeduhannya, tapi termasuk yang tersulit untuk menciptakan sajian kopi tubruk yang konsisten. Dilansir dari laman berita ottencoffee.co.id kopi tubruk yang nikmat setidaknya harus memenuhi 4 kriteria penyajian sebagai berikut:
- Rasio Kopi Dan Air
- Jenis Gilingan Biji Kopi
- Air Panas Yang Optimal
- Menuangkan Air Panas
Konsistensi penyajian dalam keempat aspek tersebut, adalah kunci bagi seorang barista untuk mampu memenangkan hati peminumnya. Sekali lagi kita berharap konsistensi pemain timnas kita di laga nanti benar-benar terjaga. Kita bisa, kita mampu terbukti di laga melawan Thailand kita mampu membuat kerepotan timnas Gajah Perang.
Lain Kopi Tubruk lain pula Vietnam Drip, racikan ini lebih menjanjikan pengalaman menikmati proses seduh yang menyenangkan. Bagaimana tiap tetes ekstraksi kopi jatuh ke dalam cangkir, tetes demi tetesnya, dan memberikan kita pengalaman di tiap proses seduhnya. Mempersiapkan segala hal dan menunggu ekstraksi kopi secara menyeluruh jatuh ke cangkir kopi. Sangat hikmat untuk bersantai atau pun menikmatinya di tengah obrolan, dan biarkan ekstraksi pada vietnam drip mulai memberikan aroma di tiap proses seduhnya.
Formasi 5-3-2 jadi pilihan Hang Seo saat Vietnam menang telak 6-0 atas Laos, 3-0 atas Myanmar, dan imbang 0-0 kontra Singapura. Sedangkan formasi 4-3-1-2 digunakan saat menghajar Malaysia 3-0. Formasi 5-3-2 secara teori terkesan defensif. Namun dengan formasi itu Nguyen Tien Linh dan kawan-kawan terbukti mampu mengukir kemenangan telak.
Vietnam rasanya ingin bermain lebih sabar dan lebih menunggu di laga nanti jika melihat tren formasi yang mereka pergunakan. Bagi Indonesia bermodal kecepatan dan ketangkasan,racikan tubruk bisa menjadi modal berharga untuk memenangkan laga panas nanti. Syaratnya, konsistensi.
Pertemuan dengan Vietnam selalu penuh liku dan perjuangan, Soekarno dan rekan kecut hati sesampainya di Saigon. “Kami mendarat dengan keras di suatu lapangan terbuka dan hampir saja menubruk seekor kerbau. Barang-barang berserakan. Kami terhempas dan benjol-benjol. Pikiran kami sangat terguncang karenanya,” ungkap Sukarno.
Namun, justru melalui jalan yang keras dan pikiran yang terguncang itulah, Soekarno, Hatta, dan Rajiman mampu memerdekakan bangsanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H