"Kita berharap selamatan kampung ini meminta kepada Yang Maha Kuasa diberikan keberkahan,"
Filosofi masyarakat Badui yang dapat dicari dalam berbagai literatur mengatakan "gunung teu meunang dilebur, lebak teu meunang dirusak" (gunung tidak boleh dihancurkan, lembah tidak boleh dirusak), membuat masyarakat Badui berkomitmen untuk menjaga dan mengelola sumber daya alam.Â
Filosofi itu tentu mengandung rujukan pembelajaran bagi semua pihak untuk mengelola sumber daya alam, agar mampu memberikan manfaat untuk kesejahteraan masyarakat.
Bahasa cinta yang sederhana benar-benar di wujudkan secara murni bagi suku Badui. Mereka menjaga benar apa yang mereka cintai, mereka tak ingin rasa cinta itu berubah atau dirubah.Â
Kecintaan mereka terhadap alam suku Badui membuat mereka meyakini, bahwa mengisolasi dirinya dan alamnya ternyata menemukan semangat relevansinya di masa-masa pandemi kini.
Kita belajar banyak, semakin kita hidup modern justru kita semakin jauh dari semangat keluhuran kita. Bahwa kembali lagi, cinta itu diwujudkan dalam hal yang sangat sederhana. Sesederhana menjaga alam kita tidak agar berubah sedikit pun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H