Mohon tunggu...
denmas lanang
denmas lanang Mohon Tunggu... -

terperosok dalam lobang otomotif yang menganga lebar,lobang yang ternyata berisi lumpur hidup yang menjadi jadi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dunia Kaki Mungil

15 Maret 2010   20:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:24 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_94573" align="alignleft" width="225" caption="si penjual siwak"][/caption] Seorang anak saudi mengulurkan tangan untuk menyalami ketika saya selesai berwudhu saat akan menunaikan sholat isya di mesjid yang berdekatan dengan accomodasi malam tadi.riang tawa anak ini bersama beberapa teman sebayanya ketika bermain "prosotan"di tangga masjid bagian belakang,berbekal sebuah prosotan rusak entah darimana mereka dapatkan.betul betul membuat ingatan saya menengok jauh sekali ke belakang ketika masa kecil.20 th telah berlalu,tempat bermain sayapun mungkin sekarang tak seperti dulu.teman teman kecilpun entah bagaimana sekarang keadaannya dan dimana mereka beradapun tak tahu,tapi kenangan itu begitu melekat. Dunia anak anak adalah dunia yang kesombongan,dimana mereka suka saling pamer mainan atau apapun yang di punyai. Dunia anak anak adalah dunia rendah hati,dimana mereka setelah berebut mainan dan saling baku hantam jika tak sepaham.maka keesokan harinya mereka akan asyik bermain kembali serasa tak pernah ada masalah sebelumnya.sedangkan kita orang orang dewasa ini begitu sulit menjadi pemaaf...sedangkan kita orang orang dewasa hanya bisa sombong dan menepuk dada.. Dunia anak adalah dunia sesungguhnya,tempat bermain dan bersenda gurau saja.pembentukan di masa anak anak akan menentukan karakter di masa dewasa.rasa sayang tak selalu harus memberikan atau menuruti semua kemauannya.perasaan kurang akan memacu kreativitas otaknya...seperti halnya Allah mendidik kita di dunia,kemiskinan semakin mendekatkan kita,menempa mental,jauh dari keluarga semakin membuat mengerti hakekat cinta..cinta kepada pemilik Arsy yang mengalahkan cinta pada illah lainya.. Anak anak memang simbol kedamaian,meskipun tak semua anak-anak bisa merasakan simbolistis mereka ini.lihatlah anak-anak afghanistan korban perang..palestina ..iraq..yang harus menapaki kaki kaki mungil mereka di iringi angkuh rentetan bunyi senapan mesin dan deru tank melaju.dan gelapnya debu2 berbaris serdadu.walaupun keceriaan mereka tak pernah bisa di bungkam waktu.tak pernah ada yg terlihat mengemis seperti di perempatan di jakarta.padahal dunia mereka lebih kejam..mereka lebih senang menjadi penjual siwak,pakaian,permen karet,selesai waktu sholat di mesjid-mesjid di saudi. Anak adalah generasi baru...sudahkah siapkan ilmu untuk membekali anak anak kita??..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun