Mohon tunggu...
denli denli
denli denli Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya lahir di lahat, Sumatera Selatan pada tanggal 12 desember 1989. Sekarang saya sedang menempuh pendidikan di ITB jurusan Teknik Kimia angkatan 2007.

Selanjutnya

Tutup

Money

KTG Berpotensi Sedot Ratusan Nasabah Bank Syariah Setiap Tahun

6 Januari 2011   16:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:53 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12943299372146392969

Keluarga Mahasiswa Islam (GAMAIS), unit kegiatan Islam resmi di ITB, sedang merancang kartu identitas keanggotaan GAMAIS yang terbuat dari kartu ATM salah satu Bank Syariah. Kartu yang akan menampilkan logo Bank Syariah, logo GAMAIS, dan nama pemakai ini akan diberi nama Kartu Tanda GAMAIS (KTG). Reza Azhari, koordinator Riset and Development GAMAIS (R&D GAMAIS), mengklaim bahwa program KTG ini mempunyai manfaat yang besar bagi Bank Syariah, GAMAIS, maupun nasabah yang merupakan anggota dan alumni GAMAIS.

Menurut Reza, manfaat utama bagi Bank Syariah apabila masuk ke program ini ada dua. Pertama bisa menjadi sarana promosi luar biasa. GAMAIS menawarkan untuk memasang logo Bank di berbagai acara GAMAIS, baik lokal maupun nasional. Bukan rahasia lagi bahwa GAMAIS termasuk salah satu unit terbesar di ITB dengan acara yang sangat banyak. Lebih lanjut Reza menjelaskan bahwa Bank Syariah akan mendapatkan nasabah baru secara kontinyu. Setiap tahunnya tidak kurang dari 200 orang daftar di GAMAIS. Bisa dibayangkan apabila sebagian saja anggota GAMAIS yang mendaftar program KTG, maka ratusan nasabah baru akan muncul, belum lagi alumni GAMAIS yang antusiasnya juga tinggi ketika ditawarkan konsep KTG.

“GAMAIS juga akan mendapatkan keuntungan yang tidak kalah besar,” kata Reza melanjutkan. Sistem KTG yang sudah dibicarakan dengan salah satu Bank Syariah adalah adanya fasilitas autodebet. Setiap bulannya pemegang KTG akan ditarik infak bulanan secara autodebet, dengan besar yang ditentukan oleh masing-masing nasabah. “Mau Rp.500 per bulan juga tidak masalah,” aku Reza. Selain melatih anggota GAMAIS untuk berinfak rutin, uang yang terkumpul akan digunakan untuk kegiatan-kegiatan syiar dan dakwah. “Namanya juga dana abadi, jadi setiap infak yang mereka keluarkan, pahalanya InsyaAllah abadi mengalir sampai ke alam kubur,” papar pria yang sedang menempuh pendidikan di Teknik Industri ITB ini.

Dari program ini, menurut Reza, peserta program yang merupakan anggota dan alumni GAMAIS juga diuntungkan. Keuntungan paling utama tentu saja latihan beramal dengan infak bulanan dan menghindari riba. Selain itu pemegang KTG juga akan diberikan berbagai fasilitas dan kemudahan seperti diskon pembelian berbagai marchendise GAMAIS, buku-buku terbitan GAMAIS Press, dan produk-produk mahasiswa baru. Diskon juga akan diberikan untuk penyewaan GAMAIS house, infokus GAMAIS, dan barang-barang yang disewakan GAMAIS lainnya. Selain itu pemegang KTG juga akan diberikan potongan harga untuk mengikuti berbagai seminar dan pelatihan berbayar yang seringkali diadakan.

“Antusiasme anggota cukup tinggi, terutama dari alumni,” aku pria kelahiran 11 Januari 1991 ini. Reza menyebutkan bahwa pada pendaftaran awal, sudah seratusan lebih pendaftar. Sayangnya di tahun 2010 ada beberapa kendala yang menyebabkan realisasi KTG ditunda tahun 2011. Salah satu kendalanya adalah tidak ada lagi program Share dari Bank Muamalat yang memungkinkan pembuatan KTG diwakili oleh satu orang. “Saat pertama nego ke Bank Muamalat kita bisa mendaftarkan peserta melalui R&D GAMAIS, tapi sewaktu kami nego lagi November 2010 kemarin ternyata sudah tidak bisa. Kalau mau daftar harus datang satu-satu ke Bank nya,” keluh Reza. Reza melanjutkan bahwa negoisasi lanjut dengan pihak Bank Muamalat menghasilkan kesepakatan bahwa GAMAIS masih bisa melanjutkan programnya asalkan peminatnya 500an. “Agak sulit sih untuk tahap awal 500an, kita sebenarnya ingin bertahap, sudah ada 100an pendaftar sekarang, baru setiap tahunnya ditambah. Tapi kami akan berusaha dulu selagi mencari solusi terbaik,” aku Reza dengan semangat. Reza berpendapat bahwa program ini harus dilanjutkan dan dikembangkan di 2011. Pria yang mengidolakan Kim Jeffrey Kurniawan ini berharap ada progress yang lebih baik di 2011.

Secara khusus Reza juga mengomentari perlakuan yang dia dapatkan selama bernegoisasi dengan pihak Bank Muamalat. Sudah beberapa kali Reza dan tim mendatangi kantor cabang Bank Muamalat di Jalan Ganesha 7 Kompleks Masjid Salman ITB Bandung dan beliau sangat terkesan. “Saat pertama datang kami malu-malu, takut program yang kami tawarkan dipandang rendah. Diluar dugaan pihak Bank Muamalat begitu antusias dan berdiskusi dengan terbuka, terang-terangan, dan seperti sudah menganggap kami partner kerja,” kata Reza mengungkapkan keterkesanannya. Namun diantara itu semua yang membuat Reza paling berkesan adalah bapak satpam penjaga pintu Bank Muamalat. “Begitu ramah, tidak pernah berhenti untuk melakukan 3S, senyum, sapa, dan salam,” kenang Reza.

Tulisan ini juga di post di blog pribadi saya: http://akhidenli.wordpress.com/2011/01/08/ktg-berpotensi-sedot-ratusan-nasabah-bank-syariah-setiap-tahun/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun