Mohon tunggu...
raden kuswanto
raden kuswanto Mohon Tunggu... Buruh - saya hanya seorang yang mencoba menggambar apa yang ada di kepala saya dengan huruf, kata dan kalimat

saya dilahirkan di sebuah pulau di timur indonesia. diberi nama raden kuswanto dibesarkan di ujung timur pulau jawa.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

The Missing Link adalah Nol: #3

27 Maret 2023   16:19 Diperbarui: 27 Maret 2023   16:33 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita tahu ada darah dalam tubuh kita, kita juga tahu darah itu mengalir, tapi kita tidak diijinkan untuk mengendalikannya, itu adalah unit terkecil dari Iblis. Ya unit terkecil dari Iblis bersemayam dalam aliran darah, kita tidak diijinkan untuk menundukkannya meskipun kita mengenalinya dan tahu namanya. 

Kita hanya bisa membuatnya merespon ketika kita menggunakan ijin untuk mengedalikan tangan dan kaki kita. Dan aksi terbaik, picuan terbaik adalah ketika menggunakan tangan dan kaki kita untuk sujud kepada Allah subhanahu wata'ala. Maka pada saat itulah Iblis pun ikut sujud kepada Allah subhanahu wata'ala. Dan ingatlah Iblis hanya tunduh dan sujud kepada Allah saja.

Mari kita ingat kembali berita tentang Iblis yang menolak untuk sujud kepad nabi Adam alaihi salam. Saat itu Iblis bersumpah bahwa "Demi Maha KuasaMu, akan ku sesatkan mereka semuanya (golangan jin dan manusia)". Dari sisi Iblis, bantahan tersebut sebenarnya adalah pembelaannya kepada malaikat, Iblis membela dirinya dan para malaikat bahwa "Iblis dan para malaikat tidak keberatan jika yang memotong-motong, atau menggabung-gabungkan sejumlah aturan itu adalah Allah subhanahu wata'ala".

Iblis keberatan jika yang harus memotong-motong, mengisolasi / memenjarakan, menggabung-gabungkan sejumlah aturan itu juga berstatus sesama mahluk yaitu manusia, dalam hal ini Nabi Adam alaihi salam dan keturunannya. Iblis enggan / tidak mau menurut jika yang memotong-motong, memisah ikatan, menyambung ikatan itu adalah manusia. Maka yang dimaksud Iblis dengan menumpahkan darah adalah tidak hanya kenyataan bahwa manusia akan saling menumpahkan darah tetapi juga bahwa manusia itu kelak akan memutus juga menyambungkan ikatan-ikatan malaikat. 

Hingga saat ini manusia itu memotong-motong, juga menggabung-gabung sejumlah protokol, aturan yang mengikat atom, senyawa. Manusia mereaksikan satu atom dengan atom yang lain, hingga membentuk senyawa baru, atau memisahkan / memurnikan senyawa lainnya. Maka malaikat itu / protokol / aturan / sifat yang mengikat atom / materi itu tunduk pada kemauan manusia (anak cucu Nabi Adam alaihi salam). Tetap saja ada sejumlah kasus, sejumlah materi / sejumlah aturan acak, yang sulit untuk dirumuskan sehingga sulit untuk ditundukan. 

Maka itu adalah bagian kecil dari Iblis, tidak semua itu bisa ditundukan oleh manusia. Dari sisi Allah itu adalah hal yang menjaga Maha BesarNya, sehingga jelas tidak mungkin bisa dikenali oleh manusia dengan indra dan akal pikirnya. Dari sisi manusia kita hanya diijinkan untuk tahu dalam batas tertentu, dan bisa menundukan dalam batas tertentu juga. Dan dalam keterbatasan, dalam ketidaktahuan yang amat besar, sikap / laku terbaik adalah SUJUD. Tidak ada cara terbaik ketika sampai pada titik ketidaktahuan / keghaiban / kebuntuan kecuali dengan sujud.

Sujud adalah tindakan terakhir yang bisa kita lakukan, karena kenyataannya, dunia ini, semesta ini, jaga raya ini, bumi kita dengan segala isinya adalah hal nyata, dan tidak mungkin ada tanpa ada yang memulai. Konsletnya pemikiran kita bahwa semua ini dimulai dari nol, kita mengira hitungan itu dimulai dari nol dan menganggap dunia ini dimulai dari nol. The missing link pemikiran kita adalah mengira bahwa semua dimulai dari tidak ada. Maka sudah saatnya kita memaknai ulang nol bukan lagi tidak ada, tapi nol adalah mati. 

Dan mustahil segala sesuatu yang hidup ini berasal dari benda mati, segala sesuatu yang hidup ini dimulai dari yang Maha Hidup. Sang Maha Hidup itulah Allah subhanahu wata'ala. Kita tata ulang pola pikir kita untuk mereset ulang bahwa semuanya harus dimulai dari satu bukan lagi nol. Itulah the missing link yang saya maksud. Allah subhanahu wata'ala itu hanya satu dan tidak ada yang menyerupaiNya, dan Dialah sebenar-benarnya Tuhan. Dan kita semua wajib bertuhan. 

  • Kita semua wajib bertuhan, rumus universal mekanika belum ditemukan, dan tidak akan pernah ditemukan. Maka tidak ada pilihan tidak bertuhan.
  • Pencarian kita melalui disiplin ilmu, fisika, kimia, biologi, matematika, bahasa dan sastra, dan semua cabang disiplin ilmu, adalah untuk mengidentifikasi sifat-sifat dari nama-nama benda dan menundukan aturan protokol yang mengikat benda (malaikat), bukan untuk membuktikan ketidakberadaan tuhan.
  •  Makrifatullah bukanlah hal yang luar bisa sehingga kita bangga-banggakan atau kita jual untuk mengumpulkan perbendaharaan dunia. Makrifatullah seharusnya membuat kita menetapi syariat Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasalam.
  •  Percayalah / berimanlah pada Allah subhanahu wata'ala dengan sungguh-sungguh iman, yakin dengan sangat yakin.
  •  Tetaplah terbuka dengan segala sesuatu yang kita yakini kebenarannya, dan satu-satunya tutup akan kebenaran adalah La ilaha illallah

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun