Mohon tunggu...
raden kuswanto
raden kuswanto Mohon Tunggu... Buruh - saya hanya seorang yang mencoba menggambar apa yang ada di kepala saya dengan huruf, kata dan kalimat

saya dilahirkan di sebuah pulau di timur indonesia. diberi nama raden kuswanto dibesarkan di ujung timur pulau jawa.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

The Missing Link adalah Nol: #3

27 Maret 2023   16:19 Diperbarui: 27 Maret 2023   16:33 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Einstein dan para ilmuan modern berlaku tertutup terhadap teori dan metodenya, sehingga mereka menegasikan / menolak eksistensi Tuhan. Mereka berlaku tertutup / kafir / cover pada teori / pendapatnya dan juga pada metodologinya, sehingga mereka menganggap temuannya adalah akhir, simpulannya adalah kebenaran mutlak. Sebetulnya tidak ada masalah dengan metode dan teori sampai pada penetapan hukum tentang sesuatu, asalkan juga menyertakan syarat bahwa hukum itu hanya berlaku jika semua syarat dan kriterianya terpenuhi, jika di luar itu maka ada faktor X yang bisa mengubah segalanya. 

Faktor X itulah kuasa Tuhan, tetapi mereka terlanjur tertutup, dan mengira simpulannya akan teori dan hukumnya adalah final. Para ilmuan itu mengira bahwa mereka telah sampai pada akhir, padahal mereka butuh meneruskan tanda itu sampai pada zat yang menjadikan semua itu ada. Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang tentu saja, tidak berpilih  kasih dalam memberikan tanda-tanda untuk mengenalNya, hanya keputusan dan pilihan dari mahluk saja yang secara sadar memutus dan menutup tanda -- tanda itu. 

Maka tidak akan ada pertanyaan "Mengapa Allah tidak memberikan petunjuk / tanda-tanda keberadaanNya?" pada hari kebangkitan nanti. Dan bersiaplah untuk hari itu mulai saat ini.

Sebagian dari  kita juga ada yang menyambut tanda-tanda itu, menelusurinya, mengikuti sampai mana tanda itu berhenti, siapa yang ada dibalik tanda-tanda itu, tanda-tanda itu datang dari Tuhan, dilanjutkan pencarian, Tuhan itu seperti apa? Tuhan itu siapa? Tuhan itu bagaimana? Dari pencarian itu, ada yang berhenti pada Tuhan itu adalah sosok, figur, tokoh, wujud / bentuknya seperti ini, hidup di zaman ini. Sebagian lagi sampai pada bahwa Tuhan itu satu, Tuhan itu tak terkira, Tuhan itu tak tercitra, Tuhan itu yang memiliki kehendak, Tuhan itu Sang Maha Hidup.

Iya, memang benar, Ia telah sampai pada tangga terakhir dalam mengenal Tuhan. Ketika sampai pada tangga terakhir mengenal Tuhan, janganlah kita merasa bangga, sombong, memamerkan dengan pencapaianmu pada tangga terakhir mengenal Tuhan (makrifat). Ketika makrifat ( mengenal Tuhan ) janganlah lantas merasa hebat dengan makrifatnya, janganlah pula merasa bisa melakukan apapun semau-maunya karena telah mengenal Tuhan. Jangan pula merasa benar dengan makrifatnya, kemudian membenarkan apapun tidakan / perilaku kita. 

Hati-hatilah, karena yang makrifat itu bukan hanya kamu, karena tanda-tanda mengenal Tuhan itu diberikan / disampaikan pada setiap manusia dan jin yang yang pernah hidup tanpa terkecuali. Allah yang Maha Pengasih, tidak pernah berpilih kasih dalam memberikan tanda-tanda untuk mengenalNya baik dari golongan jin maupun golongan manusia. Karena yang makrifatullah (mengenal Allah subhanahu wata'ala) bukan hanya kamu tetapi juga Iblis. 

Iblis itu makrifatullah, tapi Ia sombong dengan makrifatnya, maka janganlah kamu yang makrifatullah menduduki maqam Iblis yaitu menjadi congkak, sombong, merasa benar dan selalu minta dibenarkan. Mengenal Tuhan (makrifat) bukan sesuatu yang istimewa, sehingga engkau membanggakannya, sombong dengannya, dan merendahkan mereka yang belum sampai pada tangga yang sama dengan yang kamu capai. Tetaplah hati-hati jangan sampai masuk dalam kedudukan Iblis.

Mengenal Tuhan adalah hal yang biasa, karena tanda-tanda untuk mengenalnya diberikan kepada semua umat manusia dan jin tanpa kecuali, tanpa pilih kasih, tanpa kurang. Semua tanda-tanda untuk mengenal Tuhan diberikan dengan cukup dan pas.

Karena itu ketika kita telah sampai pada tangga terakhir mengenal Tuhan (makrifat), maka makrifat itu membuat kita tunduk, tawaduk. Makrifatullah itu, kita mengetahui bahwa Allah itu tak terbatas, tak terhingga ( Allah Maha Besar, Allahu Akbar), maka dari sisi mahluk, kita juga telah tahu sampai mana batas kemampuan, sampai mana batas yang bisa dijangkau oleh indra?, sampai mana batas kita menalar?, sampai mana batas akal memastikan siapa nama Tuhan itu sebenarnya?

Allah dan MalaikatNya

Manusia dengan segala keterbatasannya, terbatas jangkauan indranya, terbatas jarak jangkaunya, terbatas ruang geraknya, terbatas waktu hidupnya, terbatas nalarnya, maka mustahil bagi manusia untuk bisa memastikan nama Tuhannya sebenarnya. Oleh karena itu tangga terakhir mengenal Tuhan, hanya sampai pada segala sesuatu yang nyata di dunia, pasti ada sebab / yang menyebabkan itu ada dan itulah Tuhan. Tuhan itu nyata adanya, dan Dia tak terbatas / tak hingga / Maha Besar, nalarnya adalah Tuhan itu tidak mungkin kita ketahui namaNya kecuali Tuhan sendiri yang mengenalkan dirinNya kepada hambanya. 

Hamba Tuhan itu bukan kamu yang telah mencapai makrifat, bukan aku, bukan kita semua yang mengikuti tanda-tanda dari Tuhan sampai pada tangga terakhir mengenal Tuhan (makrifat). Hamba utusan Tuhan itu adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Munthalib, ya dialah Rasullullah dan dialah utusan yang terakhir. Karena semua ciri-ciri dan sifat-sifat Tuhan yang kita capai dengan makrifat telah terbukukan dalam kitab Al Qur'an. Dan Al Qur'an adalah bukti keabsahan / keshahihan / legalitas bahwa Muhammad bin Abdullah bin Abdul Munthalib adalah benar-benar seorang nabi dan rasul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun